Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS dan China Berpacu dalam Tarif Dagang

Kementerian Perdagangan China menyampaikan bahwa China tidak memiliki pilihan selain meretaliasi tarif dagang yang akan diberlakkukan oleh AS pekan depan.
Presiden China Xi Jinping (kiri) dan Presiden AS Donald Trump./.Reuters-Toby Melville
Presiden China Xi Jinping (kiri) dan Presiden AS Donald Trump./.Reuters-Toby Melville

Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Perdagangan China menyampaikan bahwa China tidak memiliki pilihan selain meretaliasi tarif dagang yang akan diberlakkukan oleh AS pekan depan.

Pernyataan yang dirilis beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana untuk memberlakukan tarif sebesar 10% terhadap produk impor asal China senilai US$200 miliar tersebut tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai langkah konkrit yang akan diambil China.

“Pihak AS tetap ingin memberlakukan tarif, yang mana telah membawa ketidakpastian baru ke dalam negosiasi bilateral AS—China,” tulis Kemendag China lewat pernyataan, seperti dikutip Reuters, Selasa (18/9/2018).

Selanjutnya, melalui pernyataan tersebut, China berharap agar AS segera mengetahui konsekuensi negatif dari tindakannya dan mengambil langkah-langkah yang dapat memperbaiki kondisi sekarang ini.

“China selalu menekankan bahwa jalan terbaik untuk menyelesaikan permasalahan dagang China—AS adalah lewat perundingan dan konsultasi yang diadakan secara adil, tulus, dan saling menghormati. Namun, kali ini, yang dilakukan AS tidak memperlihatkan ketulusan maupun itikad baik,” kata Juru Bicara Menteri Luar Negeri China Geng Shuang.

Adapun setelah penutupan pasar pada Senin (17/9/2018), Trump segera mengeluarkan pengumuman bahwa tarif untuk produk impor asal China senilai US$200 miliar akan mulai berlaku per 24 September 2018 sebesar 10% hingga akhir tahun.

“Pada 1 Januari 2019, tarif akan naik menjadi 25%,” kata Trump lewat surat pernyataan, seperti dikutip.

Selanjutnya, jika China meretaliasi tarif tersebut, Pemerintahan Trump akan kembali mengenakan tarif ketiga yang menyasar produk impor asal China senilai US$267 miliar.

Adapun produk yang disasar oleh tarif terbaru dari AS tersebut masih mengecualikan beberapa produk, termasuk produk jam tangan pintar dari Apple dan Fitbit, serta produk konsumen lainnya seperti kursi bayi untuk di dalam mobil (baby car seat).

Akan tetapi, jika Pemerintahan Trump memutuskan untuk menambah tarif lagi pada tahun depan, maka seluruh produk impor dari China, termasuk produk iPhone dari Apple dan produk kompetitornya, tidak akan dapat mengelak sama sekali dari tarif AS.

Sementara itu, bulan lalu, China juga telah mengumumkan proposal yang berisi daftar barang yang akan dikenakan tarif balasan senilai US$60 miliar, yang terdiri dari gas alam cair (LNG) hingga beberapa tipe pesawat terbang, jika tarif untuk produk senilai US$200 benar-benar diberlakukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper