Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bukopin Syariah Kejar Target Pembiayaan Rp5 Triliun

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Syariah Bukopin menargetkan realisasi pembiayaan sebesar Rp5 triliun sampai akhir tahun ini. Angka itu meningkat 10,3% dari realisasi pembiayaan perusahaaan sepanjang tahun lalu yang sebesar Rp4,53 triliun
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Syariah Bukopin menargetkan realisasi pembiayaan sebesar Rp5 triliun sampai akhir tahun ini. Angka itu meningkat 10,3% dari realisasi pembiayaan perusahaaan sepanjang tahun lalu yang sebesar Rp4,53 triliun.

Adapun hingga Juli 2018 kemarin, Bank Syariah Bukopin tercatat sudah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp4,22 triliun atau turun15,16% dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun lalu Rp4,98 triliun.

Direktur Utama Bank Syariah Bukopin Saidi Mulia Lubis mengatakan, perusahaan memiliki lima sektor pembiayaan yakni kesehatan, pendidikan, perdagangan, supplier, dan kontraktor. Dari kelima itu, dua sektor yang mengambil porsi mayoritas atau sekitar 50% yakni kesehatan dan pendidikan.

Menurutnya, BSB saat ini terus mencari strategi yang tepat untuk masuk pada sektor pembiayaan konsumer salah satunya kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit modal kerja (KMK). "Kami ingin masuk konsumer khususnya KPR, karena seluruh sektor lain cenderung wait and see sekarang" katanya, Kamis (20/9/2018).

Guna memperluas segmen nasabah pembiayaan, perseroan meneken kerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Kesehatan dalam program supply chain financing yang bisa dimanfaatkan oleh penyelenggara fasilitas kesehatan yang menjadi mitra.

Dengan adanya kerja sama ini seluruh nasabah perseroan yang merupakan rumah sakit atau penyelenggara fasilitas kesehatan mitra BPJS dapat mengakses pembiayaan dari bank tersebut.

Saat ini perusahaan memiliki 35 nasabah RS, dengan total pembiayaan yang disalurkan mencapai sekitar Rp500 miliar.

"Sementara kalau di bisnis BPJS kan tagihan RS setiap bulan antara Rp1 miliar sampai Rp3 miliar, sehingga paling tidak tahap awal kami akan biayai Rp60 miliar sampai Rp100 miliar," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper