Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Mulai Stabil, Gubernur BI Sebut 3 Faktor Penyumbang Apresiasi

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menerangkan ada tiga faktor utama yang menyumbang apresiasi rupiah.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo berbicara saat konferensi pers, di Jakarta, Jumat (29/6/2018)./Reuters-Willy Kurniawan
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo berbicara saat konferensi pers, di Jakarta, Jumat (29/6/2018)./Reuters-Willy Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA -- Bank sentral Indonesia mengakui nilai tukar rupiah telah stabil pada akhir pekan ini.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah sempat menembus teritori Rp14.900 per dolar AS pada awal pekan ini. Namun, pada Jumat (21/9/2018), nilai tukar rupiah ditutup di level Rp14.816 per dolar AS setelah menguat 32,5 poin atau 0,22%.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menerangkan ada tiga faktor utama yang menyumbang apresiasi sehingga
perkembangan nilai tukar rupiah dalam beberapa waktu ke depan diyakini stabil dan cenderung menguat. Pertama, risiko di pasar keuangan global mereda.

"Baik yang terkait ketegangan perang dagang AS-China maupun pasar keuangan," ujarnya, Jumat (21/9).

Menurut Perry, banyak investor global atau fund manager besar yang melihat perang dagang ini tidak baik untuk ekonomi AS sehingga mereka lihat mulai menginvestasikan asetnya ke berbagai negara emerging market.

Arus modal asing ke Indonesia disebut sudah masuk sebelum krisis Turki berlangsung. Tetapi ketika perang dagang kembali memanas, arus modal kembali keluar.

"Kami lihat, semoga kalau ada lelang Surat Berharga Negara (SBN) ada arus inflow ke SBN yang lebih besar sejauh ini di pasar sekunder, dan itu adalah faktor pertama," ucapnya.

Kedua, kepercayaan investor domestik dan global terhadap langkah kebijakan BI dipandang cukup kuat. Bahkan, investor besar dari Singapura, London, dan New York diklaim percaya terhadap kekuatan ekonomi dalam negeri.

Investor diklaim berpendapat bahwa kebijakan moneter yang preemptive, pendalaman pasar valuta asing (valas), serta langkah konkrit pemerintah untuk menurunkan defisit transaksi berjalan cukup kredibel.

"Indonesia dipandang memiliki prospek yang baik dan dibedakan dengan sejumlah negara emerging market, dalam kesempatan ini terima kasih ke pemerintah," lanjut Perry.

Ketiga, BI mencatat eksportir dan pemilik valas semakin banyak menjual valasnya ke pasar sehingga menambah pasokan. 

Dalam kesempatan ini, BI menyampaikan terima kasih kepada para pengusaha dan eksportir yang menjual Devisa Hasil Ekspor (DHE) mereka ke pasar valas, termasuk sekelompok pengusaha Jawa Timur yang baru-baru ini melepas valasnya dalam jumlah besar ke pasar.

"Itu suatu upaya yang baik. Ya, saya ajak ke pengusaha semakin banyak jual valasnya ke pasar agar rupiah stabil," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper