Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Pertumbuhan Ekonomi Bakal Terus Berlanjut

Pertumbuhan ekonomi nasional dipastikan masih akan berlanjut selama Semester II tahun 2018 meskipun terdapat tantangan dari berbagai kebijakan negara lain dan kondisi perekonomian global yang sedang
Proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2019./Bisnis-Radityo Eko
Proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2019./Bisnis-Radityo Eko

Bisnis.com, JAKARTA -  Pertumbuhan ekonomi nasional dipastikan masih akan berlanjut selama Semester II tahun 2018 meskipun terdapat tantangan dari berbagai kebijakan negara lain dan kondisi perekonomian global yang sedang tidak menguntungkan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Konsumsi dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) diperkirakan masih akan menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi. Secara sektoral, sektor industri pengolahan, perdagangan, konstruksi, dan jasa-jasa diperkirakan masih mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

"Stabilitas ekonomi juga masih tetap terjaga dengan perkembangan laju inflasi yang terkendali, meskipun masih terdapat tekanan terhadap nilai tukar rupiah," kata Sri Mulyani, Jumat (21/9/2018).

Inflasi kumulatif hingga Agustus 2018 mencapai 2,13 persen (year to date/ytd) atau sebesar 3,20 persen (year on year/yoy). Realisasi ini lebih rendah dibandingkan periode sama pada tahun lalu yang mencapai 2,53 persen (ytd) atau 3,82 persen (yoy). Secara bulanan, pada Agustus 2018 terjadi deflasi sebesar 0,05 persen yang dipengaruhi oleh penurunan harga produk peternakan, yaitu telur dan daging ayam ras serta produk hortikultura seperti aneka bawang, cabai, dan sayuran seiring melimpahnya pasokan pasca panen.

Dia juga menyebutkan bahwa di tengah tekanan dari sisi global tersebut, lembaga pemeringkat Fitch memberikan reafirmasi rating BBB/Outlook Stabil untuk Indonesia dalam hal Long Term Foreign-Currency Issuer Default Rating (IDR) pada awal September 2018. Hal ini menunjukkan komitmen Pemerintah untuk membangun fundamental yang kuat bagi perekonomian Indonesia untuk dapat tetap bertahan (resilient) terhadap dampak beragam krisis ekonomi yang mungkin dapat mempengaruhi ekonomi Indonesia serta senantiasa menjaga pengelolaan APBN yang sehat dan berkelanjutan.

"Serta melakukan pengelolaan utang yangprudent dan terus mendorong upaya perbaikan kinerja penyerapan anggaran agar pelaksanaan APBN dapat memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat," tukasnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper