Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jumlah Pokok Obligasi di Bawah Target Maksimal, Ini Penjelasan PLN

Perhitungan cost of fund atau biaya dana menjadi alasan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) mendaftarkan jumlah pokok Obligasi Berkelanjutan III PLN Tahap II Tahun 2018 lebih rendah dari target maksimal yang disampaikan dalam penawaran awal.
Petugas PLN/Bisnis.com-Denis
Petugas PLN/Bisnis.com-Denis

Bisnis.com,JAKARTA— Perhitungan cost of fund atau biaya dana menjadi alasan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) mendaftarkan jumlah pokok Obligasi Berkelanjutan III PLN Tahap II Tahun 2018 lebih rendah dari target maksimal yang disampaikan dalam penawaran awal.

Kepala Satuan Komunikasi Korporat Perusahaan Listrik Negara I Made Suprateka mengatakan pihaknya dalam mencari pendanaan tidak hanya mengejar jumlah uang. Akan tetapi, perseroan setrum milik pemerintah itu mempertimbangkan komponen cost of fund atau biaya dana yang lebih kompetitif.

“[Tujuannya] dapat menjaga agar biaya pokok penyediaan listrik tidak naik,” ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (25/9/2018).

Seperti diketahui, Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengajukan permohonan pencatatan Obligasi Berkelanjutan III PLN Tahap II Tahun 2018 dengan nilai nominal Rp832 miliar. Dalam penawaran awal atau bookbuilding, jumlah yang dibidik sebanyak-banyaknya Rp1,5 triliun.

Untuk memenuhi kebutuhan pendanaan, I Made mengatakan perseroan masih akan melihat kondisi pasar. Menurutnya, PLN akan meninjau opsi-opsi pendanaan yang ada.

Kendati demikian, dia mengklaim PLN akan berusaha memenuhi target pemerintah termasuk pencapaian rasio elektrifikasi. Hal tersebut meski penyertaan modal negara (PMN) 2019 tidak sebesar usulan perseroan.

“Walaupun nilai PMN 2019 tidak sebesar usulan PLN tetapi itu sudah merupakan bukti bahwa pemerintah mendukung PLN,” jelasnya.

Secara terpisah, Ramdhan Ario Maruto, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia menilai surat utang yang ditawarkan oleh PLN kurang dilirik investor. Akibatnya, jumlah pokok yang bakal dicatatkan berada di bawah target maksimal perseroan.

Ramdhan mengatakan kupon yang ditawarkan oleh PLN lebih rendah dari ekspektasi pasar. Menurutnya, investor mengharapkan bunga di atas 9%.

“Emiten terlalu confident dengan rate yang ditawarkan sedangkan yield di sekundernya lebih tinggi,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper