Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah dibuka kembali melemah terhadap dolar AS pada perdagangan pagi ini, Rabu (26/9/2018).
Pemerintah akan terus melakukan penyesuaian dengan menyelesaikan persoalan dalam negeri. Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka di zona merah dengan pelemahan 26 poin atau 0,17% di level Rp14.944 per dolar AS.
Adapun pada perdagangan Selasa (25/9/2018), rupiah berakhir terdepresiasi 52 poin atau 0,35% di posisi Rp14.918 per dolar AS.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa pemerintah akan terus mewaspadai dampak dari gejolak perekonomian global serta memperbaiki perekonomian dalam negeri.
Gejolak global saat ini dipicu perang dagang AS-China yang memasuki babak baru, AS menerapkan tarif baru sampai dengan US$200 miliar, memberi sanksi embargo terhadap minyak dari Iran, serta tekanan dari penaikan suku bunga The Fed yang diekspektasi Oktober dan Desember tahun ini.
"Ya kita akan terus melihat dinamika yang terjadi selalu pemicunya berasal dari luar, maka kita harus mencoba untuk menyesuaikannya," ungkap Sri Mulyani di Jakarta, Rabu (26/9/2018).
Sementara itu, kondisi perekonomian Indonesia pun saat ini mengalami triple deficit, yakni defisit neraca perdagangan, defisit transaksi berjalan, serta defisit neraca jasa. Dengan demikian, pemerintah pun melakukan berbagai langkah perbaikan mulai dari mandatori B20 sampai dengan menaikkan PPh Impor.
"Kami juga mengawasi kalau dinamikanya kontribusi dari dalam maka kita juga harus menyelesaikan persoalan dalam negeri kita, kita akan selalu melakukan kombinasi diantara dua itu," jelasnya.
Di sisi lain, indeks dolar AS pagi ini terpantau kembali menguat sebesar 0,05% atau 0,05 poin ke level 94,183 pada pukul 08.03 WIB.
Sebelumnya, indeks dolar dibuka di zona hijau dengan kenaikan 0,03% atau 0,031 poin ke level 94,164, setelah pada perdagangan Selasa kemarin ditutup melemah 0,06% atau 0,052 poin di posisi 94,133.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel