Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suku Bunga AS Naik, Sri Mulyani: Pemerintah Terus Lakukan Penyesuaian

Pemerintah pastikan melakukan penyesuaian yang tepat atas langkah bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), yang menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) pada Rabu (26/9/2018) waktu setempat. 
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan paparan dalam konferensi pers terkait APBN di Jakarta, Selasa (17/7/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan paparan dalam konferensi pers terkait APBN di Jakarta, Selasa (17/7/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah pastikan melakukan penyesuaian yang tepat atas langkah bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), yang menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) pada Rabu (26/9/2018) waktu setempat. 

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan penaikan Fed Fund Rate (FFR) pasti akan berdampak ke emerging market. Menurutnya, emerging market menikmati kebijakan moneter yang longgar dari AS selama hampir 10 tahun.

Dengan demikian, saat ini emerging market harus menghadapi likuiditas yang lebih ketat.

"Makroekonomi tengah dalam tekanan, sekarang kita lihat apa yang bisa kita lakukan. Dengan adanya ketidakpastian global itu, kami harus make sure kita bisa menyesuaikan," ungkap Sri Mulyani, Kamis (27/9).

Momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai masih kuat dengan adanya dukungan dari sisi permintaan.

"Konsumsi di kuartal II/2018 yang tumbuh 5,27%, investasi yang tumbuh 7%. Tiga tahun lalu, pertumbuhannya kecil, hanya 3%-4% saja investasi ini," jelasnya.

Menkeu pun mengakui neraca transaksi berjalan Indonesia dibebani pertumbuhan impor yang tinggi, sehingga pemerintah melakukan penyesuaian dengan tiga langkah. Pertama, kebijakan mandatori biodiesel campuran 20% (B20) guna mengurangi impor minyak.

Kedua, kebijakan menaikkan tarif pajak penghasilan (PPh) impor 21 terhadap 1.147 komoditas. Ketiga, meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) pada proyek-proyek pemerintah serta menunda proyek-proyek infrastruktur yang belum berjalan.

Dia berharap langkah ini mampu menekan impor dan mengurangi tekanan terhadap neraca transaksi berjalan.

Sebagaimana yang telah diperkirakan, Federal Open Market Committee (FOMC) AS menaikkan suku bunganya ke kisaran 2%-2,25%. Ini adalah kenaikan kedelapan yang terjadi sejak The Fed mulai melaksanakan kebijakan normalisasi suku bunga pada Desember 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper