Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani Yakin Perbankan & Sektor Riil Masih Baik Dengan Kurs Rp15.000/US$

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan penyesuaian yang dilakukan oleh perbankan di Indonesia terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang mencapai Rp15.000 terjadi cukup baik.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan materi dalam acara Indonesia Economic Outlook (IEO) 2019 di Jakarta, Senin (24/9/2018)./JIBI-Abdullah Azzam
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan materi dalam acara Indonesia Economic Outlook (IEO) 2019 di Jakarta, Senin (24/9/2018)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan penyesuaian yang dilakukan oleh perbankan di Indonesia terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang mencapai Rp15.000 terjadi cukup baik.

Pernyataan itu disampaikan oleh Menkeu dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (2/10/2018) seusai mendapatkan pertanyaan dari wartawan mengenai nilai tukar Rupiah yang menembus Rp15.000/US$. Sri mengatakan Bank Indonesia dan Kementerian Koordinator Perekonomian terus melihat perkembangan Rupiah.

"Di satu sisi, kita akan melihat terus indikator-indikator yang menopang perekonomian kita. Umpamanya, kalau dari sisi perbankan, apakah sektor perbankan kita cukup kuat dan terus akan bisa menyesuaikan dengan kurs 15.000 ini. Kita lihat dari rasio kecukupan modal mereka, dilihat dari nonperforming loan dan landing rate, semuanya sampai dengan Oktober ini. Tampaknya adjustment terhadap angka 15.000 terjadi secara cukup baik," kata Sri.

Menkeu menjelaskan level nilai tukar 15.000 ini perlu dilihat secara seksama. Menurutnya, penyesuaian terhadap level normalisasi dari kebijakan moneter Amerika Serikat yang berdampak terhadap rupiah bisa berjalan cukup baik. Sri mengatakan pemerintah berharap penyesuaian ini bisa muncul dengan indikator-indikator perekonomian yang bisa dijaga dengan baik.

"Kita juga melihat dari sektor riil, pertumbuhan ekonomi kita hingga kuartal III diperkirakan cukup tinggi. Kemarin inflasi mengalami penurunan, deflasi, dan growth dikontribusikan dari sektor konsumsi, investasi dan pada degree tertentu adalah ekspor dan belanja pemerintah yang saya sampaikan tumbuh 8% bisa memberikan kontribusi yang bagus," tegasnya.

Sri Mulyani menyatakan Kementerian Keuangan akan berusaha menjaga perekonomian dengan menggunakan instrumen yang ada. Instrumen tersebut, menurutnya, adalah APBN untuk menjaga pertumbuhan ekonomi, meningkatkan stabilitas, dan melindungi kelompok masyarakat yang paling rawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yodie Hardiyan
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper