Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Annual Meeting IMF-World Bank Bahas SDM, RI Prioritaskan Investasi Manusia

Pertemuan Tingkat Tinggi Parlemen dalam agenda Annual Meeting IMF-World Bank Group membahas mengenai pentingnya pembangunan sumber daya manusia (SDM).
Ketua DPR RI Bambang Soesatyo pada Pertemuan Tingkat Tinggi Parlemen dalam agenda Annual Meeting IMF-World Bank Group di Bali pada Senin (8/10/2018)./Bisnis.com-Rinaldi M. Azka
Ketua DPR RI Bambang Soesatyo pada Pertemuan Tingkat Tinggi Parlemen dalam agenda Annual Meeting IMF-World Bank Group di Bali pada Senin (8/10/2018)./Bisnis.com-Rinaldi M. Azka

Bisnis.com, NUSA DUA, BALI – Pertemuan Tingkat Tinggi Parlemen dalam agenda Annual Meeting IMF-World Bank Group membahas mengenai pentingnya pembangunan sumber daya manusia (SDM) dan pentingnya membangun sinergisitas parlemen dengan lembaga-lembaga pendonor dana seperti IMF dan World Bank.

Ketua DPR RI Bambang Soesatyo menjelaskan bahwa pertemuan antar parlemen yang berlangsung membahas isu-isu tentang investasi sumber daya manusia khususnya mengenai hal-hal konkret yang dapat dilakukan anggota parlemen dalam mengoptimalkan sumber daya manusia, memastikan tercapainya program pembangunan dan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), serta meningkatkan akuntabilitas pemerintah.

“Sumber daya manusia memegang peranan penting dalam pembangunan suatu bangsa. Investasi pada sumber daya manusia dilakukan melalui peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan, sehingga mampu mendorong pemberantasan kemiskinan serta pencapaian kemakmuran bersama. Pentingnya sumber daya manusia ini erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan pencapaian agenda pembangunan berkelanjutan 2030,” papar Bamsoet saat pembukaan Pertemuan Tingkat Tinggi Parlemen dalam Pertemuan Tahunan IMF-WB di Nusa Dua, Bali, Senin (08/10/18).

Dia pun turut menegaskan keterlibatan parlemen dalam memberi dukungan terhadap berbagai program International Monetary Fund (IMF) dan World Bank (WB) sangatlah penting. Sinergisitas antara parlemen penting dalam menciptakan kebijakan politik yang positif bagi negara-negara penerima bantuan serta pinjaman dari IMF dan WB.

Bambang menjelaskan Indonesia sangat memprioritaskan investasi pembangunan manusia sebagai bagian upaya memajukan bangsa dan menghadapi tantangan global. Karena memiliki faktor demografi yang bagus, Indonesia telah melakukan berbagai terobosan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

“Terobosan-terobosan ini terwujud melalui berbagai bidang. Misalnya, pendidikan untuk mendorong inovasi sumber daya manusia yang terintegrasi dengan perkembangan teknologi, peningkatan akses dan kualitas kesehatan, perlindungan sosial untuk mendorong produktivitas sumber daya manusia, dan pembangunan infrastruktur guna mendorong daya saing melalui terobosan pembiayaan kreatif,” jelas Bamsoet.

“Hal ini dapat tercapai karena Indonesia memiliki kebijakan yang bagus dalam hal anggaran, dimana 20% dari total APBN dialokasikan untuk pendidikan. Indonesia juga memiliki beberapa program pendidikan yang sangat merakyat, yaitu bantuan operasional sekolah (BOS), bidik misi, ataupun sistem keamanan nasional di sektor kesehatan,” terang Bamsoet.

Dia menuturkan tantangan yang harus mendapat perhatian serius terkait sumber daya manusia adalah revolusi industri 4.0. Revolusi industri 4.0 memberikan dampak yang besar terhadap perekonomian global melalui otomisasi pekerjaan. Revolusi ini sekaligus memberikan peluang dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Menurutnya, Indonesia menyadari pentingnya pembangunan digital terhadap masa depan bangsa. Kemajuan teknologi menurutnya memiliki potensi untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan negara. Dia menyimpulkan dibutuhkan reformasi kebijakan yang lebih adaptif terhadap perubahan teknologi, dan perlu memastikan tidak adanya yang tertinggal dalam mengakses teknologi.

“Saya sangat mengapresiasi terselenggaranya pertemuan ini sebagai sarana interaksi IMF dan WB dengan para anggota parlemen sedunia. IMF dan WB memiliki resources dan expert di berbagai aspek pembangunan, sehingga pertemuan ini tepat bagi para anggota parlemen untuk berbagi pengetahuan dan informasi guna mendapatkan hasil pembangunan yang bermanfaat,” ujarnya.

Pertemuan yang diselengarakan pada 8-9 Oktober 2018 ini, dihadiri sekitar 60 delegasi dari 25 negara di dunia. Sejumlah negara yang hadir antara lain Bangladesh, Bhutan, Kamerun, Perancis, India, Iran, Jordania, Kenya, Kosovo, Madagaskar, Malaysia, Malawi, Moroko, Nepal, Portugal, Senegal, Uganda, Tunisia, Switzerland, serta Afrika Selatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper