Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JK: Ekonomi Bagus, Tapi Banyak Dinilai Negatif di Dalam Negeri

Perekonomian Indonesia banyak dipandang positif oleh berbagai kalangan di luar negeri, tetapi sebaliknya justru dipandang negatif di dalam negeri.
Wakil Presiden Jusuf Kalla berbicara di Peluncuran CNBC, di Kuta, Bali Rabu (10/10/2018).
Wakil Presiden Jusuf Kalla berbicara di Peluncuran CNBC, di Kuta, Bali Rabu (10/10/2018).

Bisnis.com, KUTA, Bali — Perekonomian Indonesia banyak dipandang positif oleh berbagai kalangan di luar negeri, tetapi sebaliknya justru dipandang negatif di dalam negeri.

Hal tersebut dinyatakan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla saat berpidato dalam acara peluncuran CNBC Indonesia di The Trans Resort Bali, Rabu (10/10). Namun, Kalla buru-buru menukas, kritik tetap diperlukan dalam kondisi sekarang.

“Ekonomi indonesia banyak dipandang positif oleh luar negeri. Tetapi banyak dipandang negatif di dalam negeri. Pertumbuhan 5% adalah tingkat yang bagus,” tuturnya.


Dia juga mencontohkan nilai tukar rupiah tidak sepenuhnya negatif terutama bagi warga dan pengusaha yang tinggal di Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi.

“Nilai tukar, Rp15.000/US$ bikin yang di Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatra bergembira [karena banyak memiliki komoditas ekspor] Sebenarnya balance. perekonomian kita,” tutur Kalla.

Namun, dia menegaskan pemerintah tidak akan tinggal diam keadaan perekonomian sekarang.

“Satu dua hari ada kebijakan baru yang baik dalam menanggapi keadaan yang ada. Tentu defisit anggaran, current account, hanya bisa diperbaiki dengan transaksi dagang yang baik,” katanya.

Sebelumnya Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde menilai perekonomian Indonesia saat ini sudah dikelola dengan sangat baik oleh Presiden Joko Widodo, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, beserta anggota kabinet lainnya. Karena itu, IMF tidak merasa perlu memberikan pinjaman kepada Indonesia.

“Pinjaman dari IMF bukan pilihan karena ekonomi Indonesia tidak membutuhkannya,” kata Lagarde saat mengunjungi Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, Senin (8/10).

Penegasan serupa disampaikan oleh Sri Mulyani saat konferensi pers di Nusa Dua, Bali, Senin sore. Menurut dia, Indonesia tidak akan berutang kepada IMF karena pinjaman lembaga keuangan internasional tersebut hanya diberikan untuk negara yang tengah mengalami krisis neraca pembayaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hery Trianto
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper