Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Dagang Menguntungkan Bagi Asean untuk Jangka Pendek

Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) menilai peluang yang dimiliki kawasan Asia Tenggara untuk menjadi pemenang di tengah-tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China hanya untuk jangka pendek.nnnn 
Presiden Joko Widodo (kedelapan kiri) bersama kepala negara/pemerintahan negara-negara Asean, Presiden Grup Bank Dunia Jim Yong Kim (Keenam kiri), Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde (Kelima kanan), Sekjen PBB Antonio Guterres (Keenam kanan) dan Sekjen Asean Lim Jock Hoi (kiri) berfoto bersama dalam Asean Leaders Gathering di Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10/2018)./ANTARA-Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo (kedelapan kiri) bersama kepala negara/pemerintahan negara-negara Asean, Presiden Grup Bank Dunia Jim Yong Kim (Keenam kiri), Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde (Kelima kanan), Sekjen PBB Antonio Guterres (Keenam kanan) dan Sekjen Asean Lim Jock Hoi (kiri) berfoto bersama dalam Asean Leaders Gathering di Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10/2018)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, NUSA DUA — Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) menilai peluang yang dimiliki kawasan Asia Tenggara untuk menjadi pemenang di tengah-tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China hanya untuk jangka pendek.
 
Direktur Departemen Asia Pasifik IMF Changyong Rhee menjelaskan negara-negara di kawasan Asean memang dapat menjadi pemenang dari meningkatnya tensi dagang mengingat kawasan tersebut termasuk dalam rantai penawaran global.
 
“Untuk jangka pendek, ya [menguntungkan], sesuai dengan riset kami yang menunjukkan misalnya China yang tidak dapat mengimpor kacang kedelai AS kini mengimpor dari Amerika Latin,” ujarnya dalam konferensi pers penerbitan Regional Economic Outlook for Asia and the Pacific berjudul Asia at the Forefront: Growth Challenges for the Next Decade and Beyond di Bali International Convention Centre (BICC), Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10/2018).
 
Namun, berdasarkan simulasi yang dikerjakan oleh IMF, Rhee menekankan bahwa dampak perdagangan akan merembes ke keyakinan bisnis investasi dan juga pasar keuangan. 
 
“Perlu diingat bahwa AS dan China adalah pasar terbesar di dunia yang tetap akan berdampak ke seluruh sistem. Jadi, tetap pada akhirnya tidak ada yang menang dalam perang dagang,” tuturnya.
 
Dalam laporan tersebut, disebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi akan mulai melambat karena lingkungan eksternal telah berubah menjadi kurang menguntungkan. Misalnya, Indonesia akan tetap berada di level pertumbuhan sebesar 5,1% pada tahun ini dan tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper