Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kolaborasi RI – Singapura Mesin Ganda Pemacu Pertumbuhan Asia

Indonesia dan Singapura berpotensi besar menjadi mesin ganda untuk berkontribusi memacu pertumbuhan ekonomi Asia.
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong saat mengikuti pertemuan Asean Leaders Gathering di Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10/2018)./Antara-Afriadi Hikmal
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong saat mengikuti pertemuan Asean Leaders Gathering di Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10/2018)./Antara-Afriadi Hikmal

Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia dan Singapura berpotensi besar menjadi mesin ganda untuk berkontribusi memacu pertumbuhan ekonomi Asia.

"Dengan kolaborasi, akan tercipta peluang ekonomi yang lebih besar. Jadi, saat ini tidak ada `kompetisi’ antara Indonesia dan Singapura,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melalui keterangannya yang diterima di Jakarta pada Rabu (17/10/2018).

Apalagi, lanjut Airlangga, kedua negara semakin agresif menjalin kerja sama yang strategis mulai dari kemitraan sektor industri, peningkatan kompetensi sumber daya manusia, serta kegiatan penelitian dan pengembangan.

Airlangga menyampaikan hal itu pada acara Indonesia-Singapore Business Roundtable di sela-sela rangkaian Industrial Transformation Asia-Pacific (ITAP) 2018 di Singapura, yang dihadiri pejabat pemerintah, penyedia jasa solusi, pelaku industri, akademisi, dan asosiasi usaha.

Menperin menjelaskan langkah sinergi yang dilakukan RI-Singapura bertujuan saling melengkapi kebutuhan kedua negara sehingga nantinya sama-sama menguntungkan dan membawa kesejahteraan masyarakat.

“Maka itu, peningkatan kerja sama dalam kesiapan memasuki revolusi industri 4.0 saat ini, menjadi sarana yang tepat untuk mendongkrak produktivitas," tuturnya.

Indonesia dan Singapura memiliki keunggulan yang saling mendukung, terutama di tengah bergulirnya era digital dan memasuki revolusi industri 4.0

Airlangga juga melihat masing-masing negara memiliki keunggulan yang saling mendukung, terutama di tengah bergulirnya era digital, misalnya Indonesia sudah memiliki empat perusahaan rintisan (startup) yang mencapai status unicorn atau punya valuasi bisnis lebih dari US$1 miliar.

"Saat ini, ada Go-Jek, Traveloka, Bukalapak, dan Tokopedia. Kami proyeksi pada tahun-tahun mendatang akan ada startup lain yang juga mencapai status unicorn," ungkapnya.

Sementara itu, Singapura merupakan investor terbesar di Indonesia. Sepanjang 2017, Negeri Singa telah menanamkan modalnya hingga US$8,4 miliar atau berkontribusi 26,2% dari total investasi asing di Indonesia.

Capaian ini melampaui Jepang sebesar US$5 miliar (15,5%), China US$3,4 miliar (10,4%), Hong Kong US$2,1 miliar (6,6%), dan Korea Selatan US$20 miliar (6,3%).

Pada semester I/2018, investasi Singapura ke Indonesia tercatat US$5,04 miliar atau naik 38% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Di sisi lain, pada 2017 ekspor nonmigas Indonesia ke Singapura menembus US$9 miliar, yang menjadikan Singapura sebagai tujuan terbesar kelima dalam pengapalan produk manufaktur nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper