Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Defisit APBN AS Membengkak, Trump Minta Kementerian Pangkas Pengeluaran 5%

Presiden AS Donald Trump meminta kabinetnya untuk mengajukan proposal pemangkasan anggaran sebesar 5%. Pasalnya, defisit anggaran Negeri Paman Sam telah mencapai level tertingginya sejak 2012.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump./Reuters
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA—Presiden AS Donald Trump meminta kabinetnya untuk mengajukan proposal pemangkasan anggaran sebesar 5%. Pasalnya, defisit anggaran Negeri Paman Sam telah mencapai level tertingginya sejak 2012.

“Saya ingin kalian semua kembali dengan pemangkasan sebesar 5%. Jika lebih dari itu, saya akan sanga senang,” kata Trump kepada menteri-menterinya dalam pertemuan yang dihadiri reporter, seperti dikutip Reuters, Kamis (18/10/2018).

Adapun Pemerintahan Trump telah mulai menyusun proposal anggaran fiskal 2020 yang akan dipresentasikan Presiden di hadapan Kongres AS pada awal tahun depan.

Sebagai kandidat dalam Pemilu AS 2016, Trump telah berjanji untuk mengurangi anggaran pemerintah. Begitu pula anggota Partai Republik yang akan turut dalam Pemilu Kongres pada bulan depan juga menggunakan janji yang sama dalam kampanyenya.

Namun demikian, Departemen Keuangan AS mengumumkan bahwa Pemerintahan Trump mengakhiri tahun fiskal 2018 justru dengan defisit sebesar US$779 miliar akibat program pemangkasan pajak pada tahun lalu telah mengurangi pendapatan pajak.

Kepala Senat Republikan Mitch McConnel pun menyampaikan bahwa partainya akan mencermati pengeluaran untuk program domestik pada tahun depan untuk mengurangi defisit.

Di sisi lain, Presiden Trump mengecualikan pengeluaran militer dari pemangkasan anggaran sebesar 5%. tersebut. “Kita mengetahui angagran baru untuk Departemen Pertahanan. Itu mungkin sekitar US$700 miliar. Itu pertahanan. Itu penting,” tutur Trump.

Pada Agustus, Trump menandatangani UU kebijakan pertahanan senilai US$716 miliar. Adapun pemangkasan menjadi US$700 miliar sama dengan mengurangi anggarannya di bawah 3%.

Adapun defisit yang dialami AS tersebut telah diperkirakan oleh ekonom sejak program pemangkasan pajak diresmikan pada tahun lalu.

Defisit tersebut pun semakin melebar dalam setahun terakhir karena lebih banyak anggaran dikeluakan untuk pembayaran bunga utang nasional. Selain pinjaman yang semakin meningkat untuk menutupi kekurangan pendapatan pajak, AS juga telah menaikkan anggaran untuk militernya.

Tapi, sebagian besar anggota Partai Republik—termasuk Trump—menuduh defisit tersebut disebabkan oleh anggaran “partai sebelah” dan anggaran program-program sosial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper