Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bunga Deposito Special Rate Tembus 9%, OJK Diminta Terbitkan Imbauan

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE) meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku regulator di industri perbankan turun tangan untuk mengatur persaingan bunga deposito yang saat ini dinilai sudah terlalu panas.
PT Bank Kesejahteraan Ekonomi/Antara
PT Bank Kesejahteraan Ekonomi/Antara

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE) meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku regulator di industri perbankan turun tangan untuk mengatur persaingan bunga deposito yang saat ini dinilai sudah terlalu panas.

Direktur Utama Bank Kesejahteraan Ekonomi Sasmaya Tuhuleley mengharapkan agar OJK dapat meredam panasnya persaingan suku bunga dengan memberi imbauan kepada bank-bank yang terlalu agresif menawarkan bunga deposito terlalu tinggi.

Special rate sudah naik tinggi, kalau dulu spesial rate bisa kita dapat 6,75% sampai 7,25% lah, tapi sekarang kan sudah 7,5%—8,5% kadang-kadang bank besar itu sudah 9% lho, kami melihat di lapangan secara langsung itu ada. Kami sudah ajukan ke pengawas, supaya OJK mengatur ini, supaya mereka tidak menaikan melebihi rate tertentu,” katanya kepada Bisnis, Selasa (23/10/2018).

Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat di pasar, Sasmaya mengatakan bahwa likuiditas perseroan masih relatif stabil. Sebab, meski secara suku bunga yang ditawarkan relatif lebih rendah, BKE memiliki sejumlah deposan loyal yang masih memercayakan dananya di bank tersebut.

Dia mengatakan, perseroan sudah melakukan penyesuaian sekitar 0,5% untuk suku bunga deposito. Namun, untuk suku bunga deposito spesial kenaikannya lebih tinggi lagi, hampir sama dengan penyesuaian suku bunga kebijakan yang sudah naik 150 secara tahun berjalan.

Untuk menyesuaikan kenaikan biaya dana, perseroan turut mengerek suku bunga kredit. Namun, strategi tersebut, lanjutnya, hanya diterapkan secara selektif kepada debitur baru, sedangkan debitur lama mendapatkan perlakuan berbeda untuk menghindari kredit bermasalah.

Adapun, dampaknya terhadap profitabilitas perseroan relatif masih kecil. Dia mengatakan perseroan masih optimistis dapat mencatatkan pertumbuhan laba sekitar 30% pada akhir tahun. Meski demikian, menurutnya torehan laba tersebut seharusnya lebih besar tanpa apabila tidak terjadi kenaikan pada sisi biaya dana.

Dia mengatakan, dengan kondisi persaingan dana yang kian memanas perseroan akan mengambil sejumlah opsi untuk mencari sumber kredit pada tahun depan. Salah satu rencana yang mungkin akan dilakukan adalah mengeluarkan medium term notes (MTN).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper