Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pangeran Mohammed Yakini Investor Kasus Khashoggi Tak Ganggu Upaya Reformasi Ekonomi Arab Saudi

Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman berjanji akan mengusut tuntas kasus pembunuhan Jamal Khashoggi dan memberikan keadilan bagi pelakunya.
Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman/Reuters-Joshua Roberts
Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman/Reuters-Joshua Roberts

Bisnis.com, JAKARTA - Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman berjanji akan mengusut tuntas kasus pembunuhan Jamal Khashoggi dan memberikan keadilan bagi pelakunya.

“Kami akan membuktikan kepada dunia bahwa dua pemerintah (Arab Saudi dan Turki) bekerjasama untuk menghukum siapapun kriminalnya, pelakunya, dan pada akhirnya keadilan akan ditegakkan,” ujarnya  dalam konferensi Future Investment Initiative, seperti dikutip Reuters, Kamis (25/10).

Dalam Konferensi investasi dari Arab Saudi itu, Pangeran Mohammed juga menyampaikan kepada investor internasional yang hadir bahwa kasus Khashoggi tersebut tidak akan mengganggu upaya reformasi ekonomi yang diupayakannya.

Adapun, komentar Pangeran Mohammed tersebut diutarakan beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump, seperti dikutip Wall Street Journal, menyampaikan bahwa Pangeran Mohammed harus bertanggung jawab dengan segala kejadian yang berakhir pada kematian Khashoggi. Terkait pembunuhan tersebut, Trump saat ini pun menginginkan tanggung jawab yang lebih tinggi dari Kerjaan Arab Saudi.

Sebelumnya, para pemimpin Eropa juga menilai 'pembunuhan' wartawan dan kolumnis Washington Post di kantor konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki harus diusut secara jelas.

Adapun, Khashoggi sejak 2017 mengasingkan diri ke Amerika Serikat dan memegang green card. Tulisan Khashoggi dikenal suka mengkritisi kebijakan Riyadh. Selama di Amerika Serikat, dia menulis kolom di Washington Post.

Sementara itu, dalam konferensi Future Investment Initiative yang diselenggarakan pada 23-25 Oktober 2018 di Riyadh, ada penandatanganan bisnis lebih dari 25 kesepakatan dengan nilai mencapai US$56 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper