Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Moody's: Outlook Utang Global 2019 Stabil, Tapi Risiko Masih Ada

Moody’s Investor Service memperkirakan peringkat utang global pada tahun depan akan stabil, sesuai dengan perkiraan untuk kondisi fundamental.
Moody's Investor Service/Bloomberg
Moody's Investor Service/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA—Moody’s Investor Service memperkirakan peringkat utang global pada tahun depan akan stabil, sesuai dengan perkiraan untuk kondisi fundamental.

Berdasarkan outlook terbaru dari Moody’s yang berjudul Sovereigns – Global: 2019 Outlook Still Stable, but Slowing Growth Signals Increasingly Diverging Prospects yang dirilis pada Selasa (6/11/2018), sebanyak 104 negara dari 138 negara yang mendapatkan peringkat utang dari Moody’s memiliki outlook stabil. Sementara 11% negara lainnya mendapat outlook yang positif dan 14% sisanya memiliki outlook negatif.

“Outlook stabil kami pada 2019 menyeimbangi manfaat keberlanjutan pertumbuhan global terhadap risiko domestik emerging dan geopolitik,” kata Alastair Wilson, Moody's Managing Director -- Global Sovereign Risk, seperti dikutip dari pernyataan, Selasa (6/11/2018).

Meskipun demikian, dia mengingatkan, Moody’s tetap menambah perhatian terhadap kejutan tidak terduga yang dapat mengganggu stabilitas ekonomi dan keuangan dalam 12—18 bulan ke depan.

Sementara untuk pertumbuhan negara kelompok 20 (G20), Moody’s memperkirakan pertumbuhannya mencapai puncak pada 2018 sebesar 3,3% sebelum turun menjadi 2,9% pada 2019.

Adapun untuk pertumbuhan negara-negara maju di G20, Moody’s memperkirakan pertumbuhannya akan jatuh menjadi 1,9% pada 2019 dari 2,3% pada 2018 yang mana hal ini akan mencerminkan performa ekonomi utama, seperti AS dan Jerman.

“Gambaran untuk emerging market di G20 menjadi lebih beragam, pertumbuhan pada 2019 akan melambat ketimbang 2018 ke sekitar 4,6% dari 5,0%,” tulis Moody’s.

Adapun perlambatan pertumbuhan itu berarti tantangan bagi peringkat utang setiap negara telah semakin dekat, yaitu terkait tingkat utang swasta dan privat yang dimiliki serta tren jangka panjang mengenai populasi tua dan ketidakseimbangan.

Moody’s juga mencatat bahwa tingginya tingkat utang, melambatnya pertumbuhan, dan kenaikan suku bunga dapat berisiko menyebabkan kejutan yang dapat merusak keterjangkauan dan keberlanjutan utang.

Sementara ini, sejumlah negara emerging market masih rentan terhadap kondisi pengetatan keuangan global dan meningkatnya proteksionisme dagang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper