Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Kredit UMKM BCA Melambat

PT Bank Central Asia Tbk. merasakan perlambatan kredit kecil dan menengah atau small medium enterprise (SME).
Karyawan Bank Central Asia melayani nasabah/JIBI-Felix Jody Kinarwan
Karyawan Bank Central Asia melayani nasabah/JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Central Asia Tbk. merasakan perlambatan kredit kecil dan menengah atau small medium enterprise (SME). Per September 2018, SME naik 14% secara tahunan (yoy) menjadi Rp65 miliar, sedangkan Juni 2018 SME melesat lebih tinggi.

“Pada Juni 2018 tercatat sebesar Rp63 triliun, tumbuh 24% [yoy], karena berdekatan dengan Lebaran,” kata Sekretaris Perusahaan BCA Jan Hendra kepada Bisnis, Selasa (6/11/2018).

Hal tersebut sejalan dengan tren yang terjadi di industri perbankan. Di tengah suburnya pertumbuhan penyaluran pendanaan tahun ini, kredit kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) justru melambat.

Pada triwulan ketiga kredit yang mengucur ke sektor tersebut tumbuh 9,4% yoy, merosot dari dua kuartal sebelumnya yang masing-masing naik 10% yoy.

Berdasarkan data Analisa Uang Beredar, skala usaha kecil dan menengah menjadi kontributor utama. Keduanya mencatat pertumbuhan, secara berurutan 10,9% dan 5,2%, dari sebelumnya 11,3% dan 6,6%.

Sementara itu pemerintah terus mendorong penyaluran kredit kepada sektor UMKM. Bank Indonesia mewajibkan bank umum untuk menyalurkan pendanaan UMKM sebesar 20% dari total portofolio kredit. 

Dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/12/PBI/2015, perbankan diharuskan memiliki portofolio pembiayaan UMKM sebesar 20% pada akhir tahun ini. Menuju 2 bulan terakhir tahun ini, kewajiban tersebut masih menjadi tantangan bagi sejumlah bank.

Adapun sebelumnya Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan bahwa perseroan cukup sulit memenuhi ketentuan tersebut.

Pasalnya, di sisi lain perseroan juga harus menggenjot kredit infrastruktur yang notabene merupakan kredit korporasi. Kredit segmen UMKM, lanjutnya, baru mencapai sekitar 12%—13% sedangkan korporasi sudah mencapai sekitar 30%.

“Semakin kami mau kasih pembiayaan korporasi, semakin kami mau kasih pembayaan infrastruktur, UKM kedodoran, tidak ada pilihan,” katanya di Jakarta, Selasa (9/10).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khadafi
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper