Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Menengah Besar Masih Menjadi Pendorong Utama Pertumbuhan Kredit

Meski likuiditas perbankan masih cenderung mengetat, bank kelas menengah dan besar diperkirakan masih akan menjadi motor pertumbuhan kredit dengan mengandalkan sumber dana non konvensional.

Bisnis.com, JAKARTA — Meski likuiditas perbankan masih cenderung mengetat, bank kelas menengah dan besar diperkirakan masih akan menjadi motor pertumbuhan kredit dengan mengandalkan sumber dana non konvensional.

Dalam laporan yang disusun oleh Ekonom Mandiri Group Anton Hermanto Gunawan dan rekan, disebutkan bahwa loan to deposit ratio (LDR) perbankan meningkat signifikan pada Juli ke level 92,5%. Rasio tersebut telah melewati batas aman dari Bank Indonesia di level 92%.

Di sisi lain, loan to funding ratio (LFR) perbankan juga meningkat ke level 90,7% pada periode yang sama, lebih tinggi dari posisi Juli tahun lalu 90,4%. Pengetatan likuiditas perbankan didorong oleh pesatnya pertumbuhan kredit yang pada Juli mencapai 11,3% secara tahunan, meningkat dari pertumbuhan Juni yang mencapai 10,8%. Adapun, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) hanya mencapai 6,9%, melambat dari pertumbuhan pada Juni sebesar 7%.

Pengetatan likuiditas juga tercermin dari simpanan bank di operasi pasar terbuka Bank Indonesia yang berada pada level cukup rendah, yakni Rp193,6 triliun pada awal Oktober. Jumlah tersebut sedikit meningkat dari posisi pada 20 September yang mencapai Rp145,8 triliun, terendah sepanjang tahun ini.

Sebagai perbandingan, pada Februari penempatan dana perbankan di Bank Indonesia sempat mencapai Rp516,7 triliun, level tertinggi sepanjang tahun ini. Dengan demikian, sampai dengan awal Oktober, likuditas dalam sistem perbankan Tanah Air menyusut sebesar Rp323 triliun dari level tertingginya pada tahun ini.

Laporan tersebut juga menyebutkan pengetatan likudiitas perbankan disebabkan oleh pertumbuhan kredit yang sangat pesat, bahkan mencapai level tertinggi dalam 3 tahun terakhir. Pertumbuhan kredit pada Juli merupakan yang tertinggi sejak Februari 2015.

Mayoritas pertumbuhan dikontribusi oleh penyaluran kredit bank besar. Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) III dan BUKU IV masing-masing mencatatkan pertumbuhan sebesar 9,5% dan 7,03% secara tahunan. Di sisi lain, BUKU II dan BUKU I mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 8,2% dan 1,5% secara tahunan.

Sementara itu, pertumbuhan dana mengalami kondisi yang berlainan dengan pertumbuhan kredit.  Lebih parah lagi jika melihat pertumbuhannya secara tahun berjalan yang hanya mencapai 1,7% sampai dengan Juli. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pada rentang waktu yang sama DPK perbankan tumbuh 4,05% secara tahun berjalan.

Suku bunga kebijakan yang telah meningkat sebesar 150 bps sepanjang tahun berjalan dan lambatnya pertumbuhan dana membuat bank berlomba-lomba meningkatkan suku bunga deposito. BUKU III dan BUKU IV mengerek suku bunga deposito 1 bulan sebesar 46,3 bps dan 40,7 bps, sedangkan BUKU I dan BUKU II meningkatkan suku bunga deposito 1 bulan masing-masing sebesar 15 bps dan 17,2 bps.

“Kami memperkirakan akan terjadi kompetisi yang lebih intens di antara bank dalam menarik dan menghimpun dana pihak ketiga,” tertulis dalam laporan tersebut, sebagimana dikutip pada Senin (12/11/2018).

Berdasarkan realisasi kinerja perbankan sejauh ini, Mandiri Group memperkirakan, sampai dengan akhir tahun pertumbuhan kredit akan mencapai kisaran 10%—11%, sedangkan DPK diperkirakan akan tumbuh sekitar 6%—7%.

Anton Hermanto dan rekan memperkirakan pertumbuhan kredit masih akan lebih banyak dikontribusi oleh BUKU III dan IV. Meski BUKU III tercatat memiliki LDR paling ketat, Mandiri Group menilai bank-bank dalam kategori tersebut masih memiliki akses yang cukup besar untuk menambah dana dari wholesale funding seperti dari Bank Sentral, Pasar Uang Antar Bank, ataupun pasar modal melalui sekuritisasi aset.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper