Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bahas RCEP, Presiden Jokowi: Kita Berada pada Point of No Return

Indonesia, sebagai koordinator perundingan, terus mendorong percepatan perundingan kerja sama ekonomi regional komprehensif atau Regional Comprehensive Economic Partnership, RCEP.
Presiden Joko Widodo menghadiri pertemuan KTT Ke-21 ASEAN-Cina di Pusat Konvensi Suntec, Singapura, Rabu (14/11/2018)./Antara
Presiden Joko Widodo menghadiri pertemuan KTT Ke-21 ASEAN-Cina di Pusat Konvensi Suntec, Singapura, Rabu (14/11/2018)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA--Indonesia, sebagai koordinator perundingan, terus mendorong percepatan perundingan kerja sama ekonomi regional komprehensif atau Regional Comprehensive Economic Partnership, RCEP.

Perundingan RCEP berusaha mengintegrasikan sepuluh negara anggota Asean dengan enam mitra, yakni India, Tiongkok, Korea Selatan, Jepang, Australia, dan Selandia Baru dalam sebuah skema perdagangan bebas.

Situasi perdagangan dunia yang semakin tidak menentu mendorong Indonesia kembali menyerukan pentingnya perundingan RCEP segera diselesaikan.

"Beberapa ekonomi dunia mengalami pertumbuhan negatif. Ketegangan perdagangan antara dua ekonomi besar mulai menimbulkan dampak pada negara lain dan semakin banyak negara menempuh langkah pengamanan perdagangan seperti anti-dumping duties, countervailing duties, dan safeguard. Keadaan ini menegaskan pentingnya perundingan RCEP untuk diselesaikan segera," ujar Presiden Jokowi, dikutip dari keterangan resmi, Kamis (15/11/2018).

Hingga saat ini, Indonesia bersama negara-negara anggota Asean dan mitra lainnya membahas 8 dari 21 bab perjanjian RCEP. Secara garis besar, kedelapan bab perjanjian tersebut telah dicapai kata sepakat di antara negara-negara peserta.

Presiden menyebut, proses perundingan panjang yang telah dilakukan sejak KTT pertama di Manila tahun lalu membuat negara-negara peserta berada pada tahapan yang tak memungkinkan lagi untuk menoleh ke belakang.

"Sebagai koordinator perundingan RCEP, saya menilai bahwa kita berada pada the point of no return. Apa yang telah dicapai saat ini harus dijadikan modal untuk menyelesaikan perundingan RCEP agar manfaat integrasi ekonomi dapat dirasakan 3,4 miliar masyarakat kita," ucap Presiden.

Oleh karena itu, untuk dapat segera menyelesaikan perundingan, Presiden Joko Widodo mendorong seluruh pihak untuk mencapai konvergensi yang dibutuhkan.

Perbedaan tingkat pembangunan dan kesiapan ekonomi masing-masing negara peserta memang melatarbelakangi pandangan dan kepentingan yang berbeda sehingga menyulitkan tercapainya satu suara.

Presiden Jokowi mengusulkan sejumlah parameter untuk dapat dijadikan pedoman dalam perundingan RCEP berikutnya.

Pedoman tersebut dapat dirangkum ke dalam empat kata kunci: fleksibilitas, rekalibrasi ambisi, disiplin, dan konkret.

"Fleksibilitas untuk mencapai konvergensi. Rekalibrasi ambisi untuk mengakomodir sensitivitas. Disiplin untuk mencapai target yang ditentukan. Kerja sama konkret dan sikap konstruktif untuk menemukan solusi atas perbedaan yang ada," ujarnya.

Selain itu, dengan mengasumsikan penyelesaian perundingan RCEP ini sebagai tanggung jawab bersama, Presiden Joko Widodo juga mengusulkan agar dalam pertemuan kali ini ditentukan tahun depan sebagai batas waktu penyelesaian perundingan.

"Saya mengusulkan agar forum ini memperbaharui mandat kepada para menteri untuk menuntaskan perundingan ini tahun depan tanpa penundaan lagi," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper