Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menko Luhut: Indonesia Tidak Bergantung pada China

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia Luhut Binsar Panjaitan menegaskan perekonomian Indonesia tidak pernah bergantung pada negara mana pun, termasuk China.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menjadi pembicara dalam sesi seminar tentang Infrastructure and Sustainable Financing and Asia Sovereign Ratings Outlook pada rangkaian Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group 2018 di Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10/2018)./ANTARA-Jefri Tarigan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menjadi pembicara dalam sesi seminar tentang Infrastructure and Sustainable Financing and Asia Sovereign Ratings Outlook pada rangkaian Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group 2018 di Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10/2018)./ANTARA-Jefri Tarigan

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia Luhut Binsar Panjaitan menegaskan perekonomian Indonesia tidak pernah bergantung pada negara mana pun, termasuk China.

Kendati China menjadi salah satu investor asing terbesar di Indonesia, Luhut mengatakan China merupakan salah satu dari banyak mitra kerja sama Indonesia.

"Kita tidak pernah tergantung, saya koreksi, kita tidak pernah tergantung dengan satu negara. Kerja sama dengan China dilandasi prinsip saling menguntungkan," kata Luhut usai menyampaikan pidato pada Seminar 5 Tahun Kerja Sama Strategis dan Komprehensif Indonesia-China di Jakarta, Selasa (27/11/2018).

Investasi China di Indonesia, jelas Luhut, lebih karena negara tersebut melihat potensi besar Indonesia sebagai emerging market. Orientasi itu juga digunakan banyak negara yang menjalin kerja sama strategis dengan Indonesia.

Luhut juga memaparkan Indonesia membuka peluang investasi asing ke negara mana pun selama memenuhi syarat dalam negeri.

"Saya tadi sudah jelaskan, kalau ingin berinvestasi di Indonesia harus memenuhi empat kriteria. Investasi tersebut harus menyerap tenaga kerja Indonesia, ada transfer teknologi, memperhatikan aspek Amdal, dan menambah nilai barang," papar Luhut.

Sebagai salah satu negara dengan ekonomi terbesar di Asia Pasifik, China tercatat telah melakukan realisasi investasi di banyak negara. Statusnya sebagai mitra dagang utama banyak negara menjadikan tren peningkatan investasi China tak hanya terjadi di Indonesia.

Bersama Hong Kong, nilai realisasi investasi China di Indonesia pada tahun 2017 mencapai nilai US$5,5 miliar. Angka tersebut menjadikan China sebagai investor terbesar kedua di Indonesia setelah Singapura yang nilai realisasi investasinya pada 2017 mencapai US$8,4 miliar.

Negara Tirai Bambu juga telah menunjukkan minat untuk meningkatkan investasi di Indonesia. Salah satunya melalui pendanaan salah satu proyek strategis kereta cepat Indonesia Indonesia-China yang menghubungkan Jakarta dan Bandung.

China juga tercatat sebagai investor terbesar ke-3 di Indonesia dengan nilai realisasi investasi asing langsung (FDI) senilai US$1,3 miliar selama periode Januari-Juni 2018.

Luhut juga menilai Indonesia bisa mencontoh beberapa aspek dalam perkembangan ekonomi China. Salah satunya melalui riset dan pemberdayaan sumber daya manusia.

"Kita lihat juga determinasi mereka dalam bekerja. Bagaimana riset mereka sangat maju. Saya kira itu, memang disiplin mereka patut dicontoh. Kita lihat kinerja mereka cepat," kata Luhut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper