Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rencana BCA Akuisisi Bank Kembali Tertunda

PT Bank Central Asia Tbk. memastikan akan menyelesaikan akuisisi bank kecil usai menggelar rapat umum pemegang saham atau RUPS. Hal ini sesuai dengan ketentuan status BCA sebagai perusahaan terbuka.
Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk. Jahja Setiaatmadja memberikan penjelasan pada acara halal bihalal bersama wartawan di Jakarta, Rabu (4/7/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk. Jahja Setiaatmadja memberikan penjelasan pada acara halal bihalal bersama wartawan di Jakarta, Rabu (4/7/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA—PT Bank Central Asia Tbk. memastikan akan menyelesaikan akuisisi bank kecil usai menggelar rapat umum pemegang saham atau RUPS. Hal ini sesuai dengan ketentuan status BCA sebagai perusahaan terbuka.

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. Jahja Setiaatmadja mengatakan hingga Desember mendatang perseroan belum memiliki jadwal untuk menggelar RUPS. Jika tak ada aral melintang, RUPS baru akan dilaksanakan pada awal tahun depan.

Artinya, rencana penyelesaian ini akan mundur dari yang dijadwalkan sebelumnya pada kuartal III/2018 ini.

"Kami terus usahakan kita public company, jadi harus complay RUPS. Prinsipnya kami inginkan cepat dari perizinan juga, BI sangat dipermudah jadi tidak ada masalah. Namun, tahun ini tidak ada RUPS lagi makanya saya lagi pelajari lagi kemungkinan tidak pakai RUPS," katanya, Selasa (27/11/2018).

Adapun poses akuisisi BCA menjadi kabar yang paling ditunggu industri perbankan saat ini. Sebelumnya, sempat beredar nama PT Bank Pan Indonesia Tbk. yang akan diakuisisi.

Namun, Jahja menampiknya dengan mengaku perseroan sudah memiliki satu nama bank kecil yang benar-benar akan diakuisisi tahun ini. Sayangnya, perseroan belum dapat mengungkap identitas bank tersebut.

Dia menuturkan, perseroan juga masih terus berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai perkembangan rencana tersebut.

“Targetnya sih tetap, kami lapor terus juga ke OJK perkembangannya. Tahun ini minimal satu lah, maunya sih tetap dua, tapi nafsu besar tenaga kurang. Nyari jodoh susah, bibit, bebet, bobot, terus harga lagi terakhir,” ungkapnya.

Sebelumnya, perseroan juga sempat menyebut persoalan harga yang membuat proses akuisisi menjadi lama. Lagi-lagi, Jahja enggan menyebut berapa besar biaya yang harus dikeluarkan perseroan. 

Namun, dia memastikan bujet yang tersedia untuk akuisisi bank mencapai sekitar Rp4 triliun. Dengan modal sebesar itu, dia memastikan perseroan tidak memiliki rencana mengakuisisi Bank Panin.

“Tergantung bank-nya dong. Kalau bank-nya kecil, harganya lebih rendah. Enggak ada Panin, hitung saja bujet kami Rp4 triliun, mana kudu ambil Panin, totalnya Rp4 triliun untuk kebutuhan internal, tapi sampai sekarang kebutuhan internal anak perusahaan belum banyak,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper