Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani Sampaikan Strategi Tarik Investasi di KTT G20 Argentina

Pemerintah menyampaikan berbagai strategi menarik investasi jangka panjang yang berkelanjutan di Buenos Aires, Argentina, Jumat (30/11/2018).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati/JIBI-Dwi Prasetya
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati/JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah menyampaikan berbagai strategi menarik investasi jangka panjang yang berkelanjutan di Buenos Aires, Argentina, Jumat (30/11/2018). Pemerintah menyampaikan tiga hal yang menjadi kunci dalam menarik investasi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan pemerintah Indonesia terus berkomitmen untuk menarik investasi jangka panjang guna membangun perekonomian Indonesia.

Menurutnya, langkah inovasi yang Indonesia lakukan dapat direplikasi oleh negara-negara lain guna menarik investasi ke negaranya.

Menurutnya ada tiga hal yang harus diperhatikan oleh suatu negara dalam menarik investasi jangka panjang ke negaranya.

Pertama, kebijakan publik harus dirancang secara baik dan stabil agar terdapat kepastian hukum dan investasi. 

Kedua, pemerintah harus dapat menjadi institusi publik yang dipercaya dengan reputasi yang baik. Ketiga, Pemerintah harus memiliki dan menguasai risiko politik yang sering terjadi di negara berkembang. 

"Melalui ketiga hal tersebut, Pemerintah Indonesia dapat merancang instrumen dan kebutuhan atas Public Private Partnership (PPP) untuk memenuhi kebutuhan atas pembiayaan infrastruktur," ungkapnya seperti dikutip dari keterangan pers yang diterima Bisnis, Jumat (30/11/2018).

Negara emerging lanjutnya bisa mereplikasi apa yang sudah dilakukan Indonesia dengan berbagai inovasi tersebut. 

Dalam rangka menarik investasi ke Indonesia, Menkeu menyampaikan bahwa perekonomian Indonesia dalam keadaan baik dan menarik untuk investasi.

Pertumbuhan ekonomi stabil pada level 5,08 persen pada triwulan IlI-2018, outlook inflasi selama tahun 2018 di bawah 3,5%, dan tren investasi meningkat dan memberikan imbas positif pada perekonomian. 

Namun demikian, Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan dan risiko global karena adanya peningkatan tensi perang dagang dan pengetatan likuiditas. 

Dalam menghadapi tantangan global dan tantangan ke depan, Menkeu menjabarkan serangkaian strategi untuk menjaga stabilitas dan meningkatkan kompetisi untuk pembangunan yang berkelanjutan. 

"Beberapa hal yang dilakukan Pemerintah untuk meningkatkan investasi antara lain dengan mengeluarkan 16 paket kebijakan ekonomi, termasuk penyederhanaan izin perusahaan melalui online single window untuk investasi, dan memprluas pemberian insentif fiskal melalui tax holiday dan tax allowance," jelasnya.

Strategi lainnya adalah melakukan deregulasi aturan mendorong pembangunan infrastruktur seperti penjaminan pinjaman kepada BUMN yang menangani proyek infrastruktur, akselerasi pengadaan tanah dan pembayaran masyarakat yang terdampak, serta berbagai paket kebijakan yang memperkuat tingkat keyakinan pemilik modal menginvestasikan dana ke Indonesia. 

Guna meningkatkan peran serta swasta, Indonesia melakukan reformasi kebijakan fiskal. Beberapa insentif skema pembiayaan disusun antara lain, viability gap funding (VGF), availability payment, land revolving fund, risk sharing guideline, dan tax holiday. 

"Pemerintah lndonesia menyadari bahwa untuk mewujudkan tujuan pembangunan, kerja sama antara Pemerintah, BUMN dan pihak swasta sangat penting.

Oleh karena itu, skema yang dibuat antara lain dengan KPBU dan VGF bersama dengan beberapa institusi, yaitu IIGF, PT SMI, dan LMAN perlu ditingkatkan," paparnya.

Beberapa proyek yang telah melalui berbagai skema dan kerja sama ini antara lain proyek Palapa Ring, Rumah Sakit Konawe di Sulawesi, Proyek Jalan di Penajam Utara Kalimantan Timur. dan Zona Ekonomi Khusus di Mandalika. 

Dalam diskusi ini, Menkeu juga menyampaikan skema pembangunan inovatif yang dikembangkan Pemerintah yaitu SDG lndonesia One (SIO).

Skema ini menggabungkan pembiayaan campuran (blended finance), blending grants, dan private investment. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper