Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jika Perundingan Gagal, AS Siap Naikkan Tarif dalam 90 Hari

Perundingan dagang AS—China perlu mencapai akhir yang sukses pada 1 Maret 2019. Jika tidak, Kepala Perwakilan Dagang AS (USTR) Robert Lighthizer menyampaikan, tarif baru akan diberlakukan.
Perang dagang AS China/istimewa
Perang dagang AS China/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA—Perundingan dagang AS—China perlu mencapai akhir yang sukses pada 1 Maret 2019. Jika tidak, Kepala Perwakilan Dagang AS (USTR) Robert Lighthizer menyampaikan, tarif baru akan diberlakukan.

Pengumuman tersebut pun menjadi sinyal bahwa Pemerintah AS memiliki tenggat waktu yang tegas setelah sepekan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping membawa kedua negara ke dalam masa gencatan senjata perang dagang.

Adapun selama sepekan terakhir, pasar global kembali gelisah karena Pemerintah AS dan Trump tidak menjelaskan detil pasti mengenai hasil pertemuan Trump—Xi.

“Sejauh yang saya perhatikan, ini adalah tenggat waktu yang tegas. Ketika saya berbicara dengan Presiden AS, dia tidak berbicara mengenai masa setelah Maret,” kata Lighthizer dalam acara CBS “Face the Nation”, mengacu kepada keputusan Trump untuk menunda memberlakukan maupun mengumumkan tarif selama perundingan masih berlangsung, seperti dikutip Reuters, Senin (10/12/2018).

Lighthizer pun memaparkan bahwa dalam bingkai waktu yang disepakati oleh Trump dan Xi, tarif untuk produk impor asal China senilai senilai US$200 miliar akan dinaikkan menjadi 25% dari 10% dalam tempo 90 hari jika perundingan gagal.

Pernyataan Lighthizer selaku kepala perundingan dagang dengan China tersebut pun memberikan penegasan bahwa AS tidak mempertimbangkan untuk menambah periode perundingan dari yang telah ditetapkan.

“[Setelah pekan-pekan yang membingungkan], investor dapat lega jika kesepakatan tercapai, karena [kesepakatan] itu akan melindungi teknologi AS… dan menambah akses pasar [ke China]… Presiden [Trump] ingin kami melakukan itu. Jika tidak, kita masih memiliki tarif,” tutur Lighthizer.

Pada pekan lalu, Trump dan Xi sepakat untuk menghentikan perang dagang untuk sementara dan kembali ke meja perundingan. 

AS pun sepakat tidak akan menaikkan tarif impor untuk produk asal China pada 1 Januari 2019 seperti yang direncanakan.

Namun, penangkapan eksekutif Huawei Technologies Co Ltd., perusahaan teknologi asal China, di Kanada kembali mengguncang pasar global.

Pasalnya, pelaku pasar khawatir hal itu dapat memperburuk situasi hubungan dagang AS dan China.

Kementerian Luar Negeri China pun telah memberikan protes kepada Duta Besar AS di Beijing terkait penangkapan tersebut pada Minggu (9/12/2018).

Dalam kesempatan terpisah, beberapa pejabat dagang AS seperti Lighthizer, penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow, dan penasihat perdagangan AS Peter Navarro menegaskan bahwa perundingan dagang AS—China tidak akan terpengaruh oleh proses penangkapan tersebut. Ketiganya menilai bahwa hal itu merupakan permasalahan hukum.

Pasar modal AS pun merespons pernyataan tersebut, saham di AS menguat pada awal pekan ini ditopang oleh optimisme bahwa tensi antara kedua negara dapat berkurang.

Lighthizer menambahkan, AS membutuhkan konsesi mengenai sejumlah isu yang akan dibicarkaan dala, beberapa pekan ke depan jika China ingin menghindar dari pemberlakuan tarif yang lebih tinggi.

“Kami ingin penjualan produk pertanian dan kami ingin menjual produk manufaktur. Kami memburuhkan perubahan struktural dalam isu fundamental nonekonomi seperti transfer teknologi,” ujar Lighthizer.

Kendati permintaan tersebut sama dengan permitaan presiden-presiden AS sebelumnya, Lighthizer menilai keinginan Trump untuk melanjutkan erundingan dan memberlakukan tarif akan memberikan hasil yang memuaskan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper