Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Akan Pangkas Tarif Otomotif untuk AS

China akan memangkas tarif produk otomotif yang diimpor dari AS. 
China akan memangkas tarif produk otomotif yang diimpor dari AS. /BMW
China akan memangkas tarif produk otomotif yang diimpor dari AS. /BMW

Bisnis.com, JAKARTA—China akan memangkas tarif produk otomotif yang diimpor dari AS. 

Hal itu pun menjadi konfirmasi dari tweet yang diunggah Presiden AS Donald Trump setelah dia bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20 di Buenos Aires, Argentina, pada bulan lalu.

Menurut seorang sumber yang mengerti jalannya diskusi, proposal untuk mengurangi tarif impor mobil dari AS menjadi 15% telah diajukan ke Kabinet China untuk ditinjau dalam beberapa hari ke depan.

Adapun tarif impor untuk produk mobil asal AS di China saat ini berada di level 40%.

“Langkah itu belum difinalisasi dan masih dapat berubah,” kata sumber tersebut, seperti dikutip Bloomberg, Selasa (11/12/2018).

Adapun, para pejabat tinggi perdagangan dari AS dan China juga telah melanjutkan komunikasi via telepon. 

Optimisme pun kembali muncul karena kedua negara ternyata masih melanjutkan perundingan dagang kendati muncul masalah diplomatik mengenai penangkapan eksekutif senior perusahaan China di Kanada.

Indeks saham berjangka AS S&P 500 pun menguat 0,5% pada pukul 18.41 WIB, atau kenaikan terbesarnya dalam lebih dari sepekan terakhir.

Berdasarkan surat pernyataan dari Kementerian Perdagangan China, Wakil PM China Liu He, Menkeu AS Steven Mnuchin, dan Kepala Perwakilan Dagang AS (USTR) Robert Lighthizer telah berbicara lewat telepon pada Selasa (11/12/2018) pagi waktu Beijing.

“Kedua belah pihak telah bertukar pandangan mengenai bingkai waktu dan peta perundingan dagang di masa depan,” tulis Kementerian Perdagangan China.

Lebih lanjut, Kementerian Keuangan China masih belum memberikan komentar terkait pemangkasan pajak mobil tersebut.

Sebelumnya pada Juli, China memang telah menaikkan tarif impor untuk produk mobil asal AS menjadi 40% dalam rangka meretaliasi tarif yang dikenakan oleh Negeri Paman Sam terhadap produk impor asal China senilai US$34 miliar.

Setelah saling balas tarif, akhirnya kedua pemimpin ekonomi terbesar di dunia tersebut bersedia untuk duduk dan mendiskusikan hubungan dagang di masa depan.

Selain mengumumkan bahwa AS dan China tidak akan memperkenalkan maupun memberlakukan tarif selama masa perundingan 90 hari, Trump juga mengagetkan industri otomotif dengan tweet-nya yang menyebutkan bahwa China “telah setuju untuk mengurangi dan menghilangkan” tarif untuk produk impor mobil yang dibuat AS, yang mana tidak langsung direspons China.

Adapun pemangkasan tarif tersebut nantinya diperkirakan lebih menguntungkan produsen asal Eropa ketimbang produsen otomotif asal AS sendiri.

Pasalnya, mobil merek mewah dari Jerman masih mendominasi 10 besar penjualan terbaik di China.

Ketika perang dagang antara AS dan China menghasilkan tarif impor sebesar 25% terhadap impor mobil asal AS, BMW juga telah menjadi produsen otomotif yang paling vokal menyuarakan peringatan terhadap risiko perang dagang kepada Pemerintah AS.

BMW menghitung kerugian yang dapat dideritanya pada paruh kedua 2018 dapat mencapai 300 juta euro (US$341 juta) dan dapat naik dua kali lipat lagi pada tahun depan jika kondisi perdagangan AS--China tidak juga membaik.

Sementara itu, pabrikan otomotif asal AS seperti Tesla Inc. juga dinilai berpeluang dapat memperbaiki tingkat penjualannya di pasar otomotif terbesar kedua tersebut. Sejauh ini, produsen otomotif yang berbasis di Palo Alto, California, tersebut tengah menjajaki kerjasama dengan Pemerintah Shanghai untuk membuka pabrikan mobil di China.

Peluang bagi produsen asal AS untuk memperlebar saya di China juga terlihat dari Passenger Car Association di China yang menunjukkan bahwa Negeri Panda telah mengimpor produk otomotif senilai US$51 miliar pada 2017, yang mana US$13,5 miliar dari impor tersebut berasal dari Amerika Utara.

Ekspor mobil dan truk ringan dari AS ke China pada tahun lalu yang bernilai US$9,5 miliar  pun telah turun signifikan sejauh ini sejak China memberlakukan tarif retaliasinya pada musim panas silam.

Secara umum, produsen mobil asing di China sejatinya juga telah lama meminta agar Pemerintah China. memperluas akses pasar otomotif domestiknya seiring dengan produsen otomotif China yang mulai banyak memperluas bisnisnya di luar negeri.

Pada April, China sempat mengumumkan bingkai waktu untuk mengizinkan produsen otomotif asing untuk memiliki lebih dari 50% saham di usaha patungan (joint venture) denganprodusen otomotif lokal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper