Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kenaikan NPL anomali

JAKARTA: Lonjakan kenaikan kredit bermasalah anomali dengan kondisi perekonomian yang membaik dan suku bunga stabil. Bank perlu melakukan evaluasi atas ekspansi kredit yang cukup signifikan pada awal tahun ini.Direktur Riset Infobank Eko B. Supriyanto

JAKARTA: Lonjakan kenaikan kredit bermasalah anomali dengan kondisi perekonomian yang membaik dan suku bunga stabil. Bank perlu melakukan evaluasi atas ekspansi kredit yang cukup signifikan pada awal tahun ini.Direktur Riset Infobank Eko B. Supriyanto mengatakan bisa saja kenaikan kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) disebabkan ekspansi perbankan karena dorongan untuk memenuhi ketentuan rasio kredit terhadap dana (loan to deposit ratio/LDR).Tekanan LDR yang keras, sehingga ekspansi kredit yang kurang hati-hati. Suku bunga nggak naik, ekonomi baik kok kredit macet, apa nggak aneh? ujarnya kepada Bisnis, hari ini.Berdasarkan data Bank Indonesia per April 2011 NPL gross mencapai 3,2%, meningkat dari posisi akhir tahun lalu 2,9%. Secara net, NPL naik dari 0,7% menjadi 0,9%. Secara nilai NPL perbankan naik sebesar Rp7,25 triliun dari akhir tahun lalu Rp45,24 triliun menjadi Rp52, 49 triliun. Satu sisi kredit pada Mei tumbuh 23,3% dari periode sebelumnya Rp1.561,2 triliun menjadi Rp1.924,95 triliun.Sektor perdagangan memberikan kontribusi NPL terbesar, yakni sebesar Rp14,29 triliun dari sebelumnya Rp12,66 triliun. Kemudian diikuti manufaktur dan sektor lainnya masing-masing sebesar Rp11,9 triliun dan Rp12,8 triliun dari sebelumnya Rp10,24t triliun dan Rp10,3 triliun.Eko berpendapat jika NPL sektor perdagangan naik bisa jadi karena tekanan persaingan barang impor yang makin keras, sehingga sektor perdagangan terganggu.Menurut dia, bankir bisa memakai jurus lama dengan mengenot kredit untuk menutup NPL. Namun, sambungnya, hal tersebut berisiko apabila terjadi penurunan kondisi perekonomian, sehingga salah satu jalan memelihara dan menyeleksi kualitas kredit.Kredit digenjot kalau ekonomi memburuk bisa meledak, yang harus dijaga ya adalah makro ekonomi, inflasi dan suku bunga. Jika global kena maka juga akan kena, tuturnya. (ln)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper