Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

JAKARTA: PT Bank Negara Indonesia Tbk hingga kuartal III/2011 membukukan portofolio kredit sektor kelistrikan sebesar Rp10,74 triliun. Bank pelat merah itu mendominasi 67% pemberian kredit kelistrikan dari plafon total  Rp16,14 triliun.
 
Dirut BNI  Gatot M Suwondo mengatakan pembangunan ekonomi harus didukung oleh pembangunan infrastruktur dengan prioritas tiga bidang yang sangat vital, yaitu ketersediaan energi atau kelistrikan, kanal distribusi yang terdiri dari jalan, pelabuhan udara dan laut untuk consumer goods.
 
"Ketiga dan tidak kalah penting adalah telekomunikasi. Dari prioritas ini, bisa dilihat betapa sangat pentingnya pembangunan dan penyediaan energi kelistrikan,”  ujarnya dalam keterangan tertulis pada kesempatan peresmian proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 1 Indramayu, Jawa Barat, hari ini.
 
Menurut dia, bagi BNI industri kelistrikan atau power plant telah ditetapkan sebagai salah satu dari 8 industri unggulan bisnis BNI. Delapan sektor unggulan sebagai fokus bisnis BNI, yaitu pertanian, komunikasi, kelistrikan, perdagangan besar & eceran, migas & pertambangan, konstruksi, makanan minuman, dan bahan kimia / pupuk.
 
Dengan ditetapkannya sektor kelistrikan sebagai sektor unggulan, lanjutnya, BNI mengimbangi dengan mengembangkan strategi bisnis pembiayaan, penyiapan sumberdaya manusia dan sarana, serta menyediakan platform untuk penyediaan pembiayaan di sektor kelistrikan.
 
Untuk proyek pembangunan PLTU  Indramayu yang berkapasitas 3 x 330 MW, BNI bertindak sebagai lead sindikasi pembiayaan dengan total kredit Rp1,27 triliun. Fasilitas kredit yang diberikan BNI Rp343,69 miliar, sedangkan fasilitas dari anggota sindikasi lain, yaitu BCA Rp309,74 miliar, Bank Mandiri Rp309,74 miliar, dan BRI Rp309,74 miliar.
 
Proyek PLTU yang berlokasi di Desa Sumuradem, Kecamatan Sukra, Indramayu ini dibangun dengan nilai investasi sebesar US$766,40 juta dan Rp1,65 triliun.
 
BNI turut aktif dalampembiayaan proyek-proyek kelistrikan, termasuk dalam fast track program 10.000 MW (PLTU Indramayu, PLTU Rembang, dan PLTU Labuan), dan proyek lainnya, antara lain PLTU Tanjung Awar-Awar, PLTU Bangka Belitung, PLTU Kalimantan Selatan, PLTU Sulawesi Selatan, PLTU Papua, PLTU Tarahan, PLTU Pangkalan Susu, PLN Pikitring Luar Jawa-Bali, PLN Pikitring Jawa-Bali, dan Transmisi Gardu induk Areva.
 
Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution sebelumnya menyampaikan pertumbuhan kredit investasi lebih besar dari yang lain karena terdapat pencairan dari komitmen proyek pemerintah, seperti sektor kelistrikan yang tumbuh 58,5%. Kemudian diikuti sektor pertambangan 22,8% dan jasa sosial 20,8%.
 
"Jadi kami melihat pertumbuhan kredit sebesar 24%-25% itu masih sesuai dengan pertumbuhan ekonomi 6,6%. Apalagi kalau pertumbuhan kredit itu lebih banyak pada sektor investasinya," paparnya. (sut)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Saeno
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper