Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BNI Incar Pinjaman Valas Dari Luar Negeri

JAKARTA: PT Bank Negara Indonesia Tbk mengincar pinjaman valuta asing dari lembaga keuangan luar negeri guna mengamankan likuiditas dolar pada tahun depan.Yap Tjay Soen, Direktur Keuangan Bank Negara Indonesia (BNI), mengatakan pinjaman valuta asing

JAKARTA: PT Bank Negara Indonesia Tbk mengincar pinjaman valuta asing dari lembaga keuangan luar negeri guna mengamankan likuiditas dolar pada tahun depan.Yap Tjay Soen, Direktur Keuangan Bank Negara Indonesia (BNI), mengatakan pinjaman valuta asing (valas) tersebut akan berjangka waktu minimal 1 tahun hingga 7 tahun dan telah masuk dalam rencana bisnis perseroan.“Kami sedang melihat beberapa tawaran. Kalau harga murah akan kami pertimbangkan,” ujarnya akhir pekan lalu.Meski enggan menyebutkan target pinjaman valas yang ingin diraih, dia mengatakan aksi korporasi  itu dilakukan karena perseroan tidak bisa hanya mengandalkan dana pihak ketiga dolar di pasar domestik.“Likuiditas valas di domestik sebenarnya masih ada, yang jadi masalah kalau dana tersebut ditarik oleh pemiliknya di luar negeri sehingga menjadi berkurang,” ujarnyaSelain pinjaman valas, perseroan juga sedang mengkaji penerbitan obligasi berdominasi dolar, (global bond) dengan tujuan yang sama. Namun dia tidak menjelaskan lebih rinci mengenai aksi korporasi tersebutPada pertengahan tahun ini BNI telah mendapatkan fasilitas pinjaman valuta asing  senilai US$ 50 juta dari Wells Fargo Bank N.A. asal Amerika Serikat dengan jangka waktu 2 tahun.Fasilitas pinjaman itu digunakan untuk memperkuat likuiditas valas BNI serta memperbaiki komposisi pendanaan jangka pendek dan jangka panjang.Bank yang menduduki peringkat keempat dalam nilai aset ini telah menyetop penyaluran kredit valas bagi debitur baru sejak awal September lalu. Kredit valas hanya diberikan kepada debitur yang mendapatkan komitmen fasilitas pinjaman.Hal tersebut dilakukan dalam rangka menghadapi ketidakpastian global pada tahun depan akibat krisis utang Uni Eropa serta perlambatan ekonomi Amerika Serikat.Menurut Yap, kebijakan pembatasan kredit valas tersebut kemungkinan akan terus berlanjut selama 2012 bila kondisi memburuk. “Kalau 2012 tambah gawat maka kami akan tambah ketat, namun kalau tidak ada apa-apa maka kami sedikit berani untuk kredit jangka pendek,” ujarnya.Meski demikian, dia berintuisi likuiditas valas domestik tidak akan kering apabila krisis global benar terjadi. Optimisme tersebut dibangun atas besarnya cadangan valas yang dimiliki oleh Bank Indonesia (BI) yang siap digunakan dalam intervensi nilai tukar Rupiah.“Feeling saya [cadangan devisa BI] cukup, karena selama ini BI selalu percaya diri dalam melakukan intervensi. Kalau kantong tebal dia melakukan apa saja akan berani, tapi kalau tipis dia akan takut,” jelasnya.Selain itu, lanjutnya kebijakan repatriasi devisa hasil ekspor juga akan membantu penambahan likuiditas valas di dalam negeri. “Bank sudah siap menampung devisa hasil ekspor karena layanan yang kami berikan sudah sama dengan bank di luar negeri,” jelasnya.Pada 2012, BNI menargetkan pertumbuhan kredit berada dalam level 17%--21%. Proyeksi pertumbuhan tersebut relatif sama dengan target tahun ini yang dipatok 17%--20%.Menurut Yap, target tahun ini optimis akan tercapai, meskipun tidak melampaui patokan atas dari target.  “Rasanya tidak [akan di atas target]. Namun itu tergantung akhir tahun, kalau ada pinjaman korporasi yang nilainya besar bisa saja [di atas target],” ujarnya.Gatot M. Suwondo, Direktur Utama BNI, mengatakan fokus kredit perseroan pada tahun depan masih sama dengan tahun ini, yakni bertumpu pada delapan sektor a.l. agribisnis, komunikasi, kelistrikan, perdagangan besar dan eceran, minyak, gas dan pertambangan, konstruksi, makanan – minuman, serta bahan kimia termasuk barang dari karet.Perseroan, lanjutnya optimis dapat melewati krisis global yang terjadi pada tahun depan dengan dasar permodalan yang kuat serta likuiditas rupiah yang memadai dalam mendanai ekspansi bisnis. (ea) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Sumber : Donald Banjarnahor

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper