Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AKUISISI DANAMON: BI harus desak Singapura terapkan asas resiprokal

 

 

JAKARTA: Sejumlah kalangan mendukung Bank Indonesia untuk mendesak Monetery Outhority of Singapore memberlakukan asas resiprokal sebelum memberikan izin akuisisi PT Bank Danamon Indonesia Tbk oleh DBS Group Holdings.

 

Ekonom Senior ISEI Mirza Adityaswara mengutarakan regulasi di Indonesia begitu longgar bagi pemodal dari luar negeri, karena suatu bank yang berlabel asing bisa berubah menjadi license bank nasional hanya melewati transaksi pasar modal.

 

Bankan, sambungnya, setelah tender offer, saham publik justru berkurang drastis. Tak jarang, ungkapnya, pemodal asing melakukan delisting karena dinilai lebih efisien, tetapi tidak menggerakkan pasar modal nasional.

 

“Seperti UOB sudah melakukan delisting sehingga control market menjadi berkurang terhadap bank di Indonesia dan ironisnya transaksi saham setelah itu beralih ke saham induknya di Singapura dan Malaysia. Akibatnya yang untung setelah bank merger adalah bursa efek Singapura dan bursa efek Malaysia,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat 6 April 2012.

 

Untuk itu, Mirza mendukung langkah Bank Indonesia untuk mendesak otoritas perbankan di Singapura memberlakukan azas resiprokal atau kesetaraan dalam memberikan izin bank nasional investasi di negaranya. “Saya mendukung itu,” tegasnya.

 

Bank Indonesia akan  memanfaatkan aksi kuisisi Bank Danamon oleh DBS Group sebagai nilai tawar dalam menerapkan azas resiprokal bagi perbankan nasional untuk membuka jaringan di Singapura.

 

Ekonom Kepala PT Bank Mandiri Tbk Destry Damayanti bank asing yang beroperasi di Indonesia memilik fleksibilitas yang sama dengan bank lokal. Oleh karena itu, lanjutnya, perkembangan bank asing dan bank campuran di Indonesia sangat pesat dalam 10 tahun terakhir ini.

 

“Jadi disini terlihat ada perlakuan yang kurang fair. Sangat wajar azas resiprokal perlu diberlakukan negara lain,”tegasnya.

 

DPR juga mendukung bank sentral menuntut pemberlakukan azas resiprokal bagi negara yang saat ini membenamkan investasi di industri perbankan nasional. Legislatif bakal meminta komitmen tersebut kepada BI. (ea)

 

BACA JUGA:

ZONA WAKTU TUNGGAL: Justru dianggap malah hambat produktivitas

HARGA CPO: Minyak sawit Malaysia ke puncak tertinggi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper