Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PERBANKAN SYARIAH: Outstanding Pembiayaan di Jateng Turun 0,35% ke Rp8,53 Triliun

BISNIS.COM, SEMARANG – Industri perbankan syariah di Jawa Tengah masih menunjukan pertumbuhan negatif dalam penyaluran pembiayaan dalam 2 bulan pertama 2013.

BISNIS.COM, SEMARANG – Industri perbankan syariah di Jawa Tengah masih menunjukan pertumbuhan negatif dalam penyaluran pembiayaan dalam 2 bulan pertama 2013.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) outstanding pembiayaan perbankan syariah pada akhir Februari 2013 sebesar Rp8,49 triliun, anjlok sekitar Rp31 miliar dibandingkan dengan posisi akhir Desember 2012 yang tercatat Rp8,53 triliun.

Posisi outstanding pembiayaan 24 bank syariah pada Februari tersebut lebih rendah dibandingkan dengan sebulan sebelumnya yang tercatat masih Rp8,52 triliun. Namun bila dibandingkan dengan setahun sebelumnya, pembiayaan pada Februari naik 30%.

Pertumbuhan negatif juga terjadi di kinerja penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) pada Januari yang tercatat Rp6,47 triliun, anjlok sekitar Rp85 miliar dibandingkan dengan Desember 2012. Namun pada Februari, DPK tersebut telah meningkat menjadi Rp6,63 triliun.

Joni Swastanto, Kepala Perwakilan Bank Indonesia wilayah Jateng-DIY, mengatakan pertumbuhan negatif tersebut disebabkan karena efek awal tahun. Umumnya proyek pemerintah dan swasta pada awal tahun belum berjalan, sehingga belum mengajukan kucuran pinjaman.

“Pertama itu karena faktor awal tahun dan kedua faktor ketidaktahuan masyarakat akan bank syariah masih cukup besar,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (11/4/2013).

Menurutnya, sosialisasi perbankan syariah, termasuk fitur, produk dan keunggulannya perlu dilakukan lebih massif. Selain itu dia juga menyoroti tentang fasilitas bank syariah masih di bawah bank konvensional.

“Fasilitas bank syariah harus setara dengan konvensional agar dapat bersaing,” jelasnya.

Sementara itu, Direktur Utama Bank Negara Indonesia Syariah (BNI Syariah) Dinno Indiano mengatakan ada kebiasaan kinerja perbankan, termasuk yang beroperasi secara syariah, melambat pada awal tahun.

Hal itu, lanjutnya, disebabkan karena banyak bank memoles kinerjanya pada akhir tahun sebelumnya sehingga terlihat bagus pada saat tutup buku. Akibatnya, kinerja pada bulan berikutnya jadi terlihat turun.

“Rule of thumb [aturan umum] di perbankan biasanya pada awal tahun kinerja melambat karena pada akhir tahun sebelumnya kinerja dibikin bagus,” ujarnya.

Namun dia menegaskan kinerja BNI Syariah pada awal tahun ini berbeda dengan bank lain yang mengalami pelambatan. BNI Syariah mencatatkan pertumbuhan baik dari pembiayaan maupun DPK sejak awal tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Sumber : Donald Banjarnahor
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper