Bisnis.com, SURABAYA--Bank Indonesia memperpanjang tenggat penyesuaian pelaporan kinerja bulanan bank perkreditan rakyat (BPR) sesuai standar terbaru yang seharusnya efektif diberlakukan Agustus lalu.
Direktur Pengendalian Kualitas dan Pengawasan BPR Bank Indonesia Sudarmaji menuturkan laporan bulanan bank perkreditan rakyat seharusnya menggunakan model baru per Agustus lalu.
"Perbedaan dari periode sebelumnya laporan model baru lebih detail," jelasnya di Surabaya, Kamis (12/9/2013).
Dia menggambarkan dalam model laporan terbaru dicatat berapa jumlah kredit disalurkan, ke berapa rekening beserta berapa lama pinjaman diberikan.
Data itu bisa mencerminkan kualitas penyaluran kredit bank.
"[Model baru] Ini sebenarnya bukan karena ada pelanggaran, hanya untuk memaksimalkan pengawasan," tegasnya.
Sekretaris Perbarindo Jawa Timur Paul A Matuli menilai sistem pelaporan kinerja perbankan memang kerap berubah. Hal itu bisanya mengikuti perkembangan sistem pencatatan di akutansi.
Menurutnya, perubahan itu berdampak perlunya penyesuaian metode penyusunan laporan di BPR.
"Untuk yang terbaru sudah dicoba dua bulan, tapi masih belum bisa dilakukan semua BPR, jadi kami minta diperpanjang," jelasnya.
Bank Indonesia memberikan hukuman bagi BPR yang tidak tepat waktu menyampaikan laporan berupa denda.
Meski demikian, bankir mengkhawatirkan bila perubahan pola pelaporan tidak segera diadopsi maka BPR dimasukkan dalam kategori tidak sehat.
Paul menilai uang denda tidak memberatkan tapi bila dimasukkan dalam kategori tidak sehat maka sulit memulihkannya. (ra)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
