Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Rate Naik, Likuiditas Bank Ketat

Bisnis.com, JAKARTA--Penaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia pada Rapat Dewan Gubernur, Jumat (14/9/2013) membuat likuiditas perbankan menjadi semakin ketat. Perebutan dana pihak ketiga pun terjadi. Namun, di satu sisi, kondisi likuiditas bagi

Bisnis.com, JAKARTA--Penaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia pada Rapat Dewan Gubernur, Jumat (14/9/2013) membuat likuiditas perbankan menjadi semakin ketat. Perebutan dana pihak ketiga pun terjadi. Namun, di satu sisi, kondisi likuiditas bagi bank-bank kecil dinilai lebih buruk.

Ketua Persatuan Bank-Bank Nasional (Perbanas) Sigit Purnomo menyebutkan dampak pengetatan likuiditas akibat kenaikan BI rate yang lebih buruk bisa saja dialami bank-bank kecil. Pasalnya, setiap bank memiliki sumber DPK dan nasabah inti yang berbeda.

"Ini faktor penting untuk mengamankan likuiditas bank, karena biasanya bank-bank besar memiliki nasabah inti yang loyal asal kenaikan suku bunga dana mengikuti," ujar Sigit, Rabu (18/9/2013).

Meski demikian, Sigit mengingatkan bahwa risiko likuiditas mengetat tak hanya dapat dialami bank-bank kecil. Bank-bank besar juga harus mewaspadainya. Dia menganalogikan permasalahan likuiditas sebagai penyakit jantung yang dapat datang tiba-tiba dan memiliki efek mematikan. Likuiditas dia nilai sebagai indikator utama jika terjadi krisis di perbankan nasional.

"Indikasinya memang yang merespon pertama [pengetatan likuiditas] bank-bank kecil. Itu bisa saja terjadi. Persoalannya, kalau mereka sering mengetuk pintu BI, bisa dilihat sebagai bank bermasalah," tambahnya.

Sigit mengingatkan BI sebagai regulator, meski saat ini kinerja perbankan dalam negeri masih cukup baik, harus dilakukan pengawasan terhadap bank-bank tertentu secara individu, karena daya tahan terhadap kondisi ketidakpastian ekonomi yang berbeda.

"Jangan sampai bank dalam skala apapun kalau tidak dipantau, nantinya bisa menjadi pemicu krisis. Ini risiko sistemik."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper