Bisnis.com, JAKARTA - Tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia tergolong rendah. Sebagian besar masyarakat belum mengenal dan memanfaatkan layanan jasa keuangan.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad mengatakan simpulan tersebut terlihat dari hasil survei OJK mengenai tingkat literasi keuangan yang diselenggarakan terhadap 8.000 responden di 20 provinsi di Indonesia pada semester I/2013.
"Melihat rendahnya tingkat literasi keuangan, harus ada upaya-upaya untuk meningkatkannya," ujarnya dalam peluncuran cetak biru Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia, Selasa (19/11/2013).
Berdasarkan survei tersebut, terlihat bahwa sektor perbankan masih lebih populer dibandingkan dengan sektor jasa keuangan lainnya.
Sektor perbankan, yang memiliki pangsa pasar terbesar, dipahami oleh sekitar 22% responden. Kendati tingkat literasi tergolong rendah, namun tingkat pemanfaatannya cukup tinggi. Sebanyak 57% responden sudah menggunakan produk dan memanfaatkan layanan jasa perbankan.
Sementara itu, tingkat literasi keuangan masyarakat terhadap industri asuransi mencapai 18%, dengan tingkat pemanfaatan sebesar 12%.
Sebanyak 15% responden mengenal manfaat dan produk Pegadaian, namun hanya 5% dari mereka yang memanfaatkan layanan yang diberikan.
Industri pembiayaan dipahami oleh 10% responden, namun hanya dimanfaatkan oleh 6% dari mereka.
Tingkat literasi keungan di sektor industri dana pensiun lebih rendah lagi, hanya 7% dari total responden, dengan tingkat pemanfaatan 2%.
Sektor yang paling tidak dikenal oleh masyarakat adalah industri pasar modal. Produk dan layanan jasa di industri pasar modal hanya dikenal oleh 2% responden, dengan pemanfaatan kurang dari 1%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel