Bisnis.com, MEDAN - Perbankan syariah di Sumatra Utara siap menampung dana haji yang selama ini dikelola oleh Kementerian Agama dan disimpan di perbankan konvensional senilai Rp50 triliun.
Ketua Asosiasi Perbankan Syariah Indonesia (Asbisindo) Sumut Deden Durachman mengatakan Kementerian Agama telah menyetujui pengalihan dana haji dari bank konvensional ke bank syariah.
Dia menilai pemindahan dana haji kepada bank syariah dapat menekan likuiditas perbankan syariah melalui financing to deposit ratio (FDR). Saat ini FDR perbankan syariah di Sumut mencapai 129,74%.
Asset perbankan syariah secara nasional mencapai Rp207,79 triliun pada April 2013. Adapun dana haji yang akan dipindahkan mencapai Rp50 triliun atau 25% dari total asset perbankan syariah.
"Di Sumut sudah siap, tidak ada masalah. Dengan FDR di atas 100% itu menjawab kesiapan bank syariah. Bahkan dengan dana haji masuk pun FDR bank syariah masih lebih tinggi dari bank konvensional," ungkapnya, Rabu (4/12/2013).
Kementerian Agama, sambungnya, telah memutuskan sebanyak 17 bank syariah akan menjadi penerima pengalihan dana haji. Bank Sumut menjadi salah satu Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang menjadi penerima dana haji selain Bank Aceh, Bank Riau, Bank DKI, Bank Jateng dan Bank Jatim.
Menurutnya, dana haji yang ditargetkan akan selesai dipindahkan pada akhir Desember 2013 akan disalurkan untuk pembiayaan, terutama bagi usaha kecil menengah (UKM). Dia juga berharap, Kemenag akan menyalurkan gaji karyawan melalui perbankan syariah.
Achmad Fauzi, Kepala Pengawasan Bank Indonesia Kantor Wilayah V Sumatra-Belitung, mengatakan total asset perbankan syariah di Sumut per September 2013 meningkat 18,42% (YoY) mencapai Rp9,58 triliun. Adapun bank umum konvensional hanya tumbuh 13,84% mencapai Rp191,87 triliun.
Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) bank syariah di Sumut tumbuh 15,65% mencapai Rp5,69 triliun per September 2013, sementara bank konvensional hanya tumbuh 8,93% mencapai Rp142,29 triliun.
"Kontribusi asset perbankan syariah di Sumut mencapai 4,75% dan ditargetkan bisa meningkat hingga mencapai 5% beberapa tahun mendatang," paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
