Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gubernur BI: Eksportir, Ini Saatnya Lepas Dolar

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengimbau agar eksportir dan pemilik dolar Amerika Serikat bersedia melepas valuta asing untuk mengurangi tekanan terhadap rupiah.
/Antara
/Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengimbau agar eksportir dan pemilik dolar Amerika Serikat bersedia melepas valuta asing untuk mengurangi tekanan terhadap rupiah.   

Di sisi lain, dia meminta agar pembeli valas tidak buru-buru menimbun dolar atau front loading jika bukan karena kebutuhan yang mendesak.

Front loading biasanya dilakukan pelaku pasar keuangan sebagai antisipasi terhadap kemungkinan situasi yang lebih buruk pada masa mendatang.

“Kami mengimbau pemilik dana secara normal melepas dana. Pembeli dana jangan beli untuk hal-hal yang tidak diperlukan sekarang karena bisa menimbulkan tekanan pada permintaan,” katanya, Jumat (6/12/2013).

Pembeli, lanjutnya, direkomendasikan untuk melakukan forward buying dan hedging untuk menekan permintaan.

Sentimen negatif atas kemungkinan percepatan pengurangan stimulus moneter The Fed ditambah permintaan terhadap valas yang tinggi di dalam negeri untuk kebutuhan akhir tahun, semakin menambah tekanan terhadap rupiah.

Pengumuman data pengangguran AS mala mini diperkirakan akan memengaruhi pergerakan dolar terhadap mata uang di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Agus mengemukakan BI selama tiga bulan terakhir menjaga likuiditas apabila diperlukan. Namun, Agus tidak bersedia menyebutkan berapa cadangan devisa yang tersisa sekarang. Dia hanya menyampaikan cadangan devisa akan dijaga pada tingkat yang sehat.

“Jumlahnya masih di atas kebutuhan impor ditambah utang luar negeri yang harus dibayar,” tuturnya.

Kurs tengah BI dipatok Rp11.960 per dolar AS pada Jumat (6/12/2013), menguat 0,48% setelah menembus Rp12.018 sehari sebelumnya.

Adapun menurut Bloomberg Dollar Index, rupiah diperdagangkan Rp11.988 atau melemah 0,19% pada pukul 15.04.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sri Mas Sari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper