Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bappenas Ajukan 19 Proyek untuk Dibiayai Sukuk Negara

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengaku telah mengajukan 19 proposal proyek infrastruktur, senilai Rp6,45 triliun kepada Kemenkeu untuk dibiayai surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara pada APBN 2015.
/Ilustrasi
/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA—Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyatakan telah mengajukan 19 proposal proyek infrastruktur senilai Rp6,45 triliun kepada Kementerian Keuangan untuk dibiayai surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara pada APBN 2015.

Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas Dedy S Priatna mengatakan pengajuan tersebut merupakan bagian dari penyiapan indikasi proyek sebagai batas maksimum SBSN 2015. Sebagian besar proyek yang diajukan, imbuhnya, merupakan proyek lanjutan.

“Sudah diajukan semua ke Kemenkeu. Proyek yang dipilih biasanya berdasarkan kepentingannya bagi masyarakat. Bisa juga proyek yang termasuk dalam prioritas, dan juga gampang diukur performanya, misalnya jalan nasional atau kereta api,” katanya, Selasa (11/2/2014).

Dia menjelaskan pengajuan proyek dari Bappenas sedikit bertambah dibandingkan dengan usulan sebelumnya, setelah berkoordinasi dengan Ditjen Bina Marga, Bappenas, yakni pertama, pembangunan jalan Oksibil-Waropko.

Rencananya, jalan Oksibil-Waropko akan menghubungkan jalan nasional menuju wilayah pegunungan tengah. Kedua, pembangunan jalan Lingkar Raja Ampat guna mendukung pengembangan pariwisata di Pulau Raja Ampat.

Proyek jalan Lingkar Raja Ampat menjadi proyek termahal, dengan nilai investasi Rp655,4 miliar. Kemudian, disusul pembangunan jembatan Holtekamp Rp617 miliar, dan pembangunan jalur layang kereta api lintas Medan-Kualanamu Rp600 miliar.

“Proyeknya kebanyakan pembangunan jalan di Papua, dan Maluku. Memang sekarang ini kebijakan dari APBN untuk proyek di luar jawa. Artinya, kami memang sengaja memakai sukuk ini untuk membiayai proyek yang kurang diminati swasta,” tegasnya.

Dedy menjelaskan proyek infrastruktur memang memerlukan dana yang sangat besar. Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya mencari pendanaan alternatif lainnya guna membiayai kebutuhan infrastruktur yang mendesak.

Menurutnya, pembiayaan melalui sukuk masuk dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) sebagai creative financing. Kendati demikian, pembiayaan sukuk memang tergolong mahal, sehingga proyek yang dipilih harus lebih realistis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper