Bisnis.com, JAKARTA—Suku bunga kredit diperkirakan kembali naik dalam waktu dekat ini untuk mengimbangi penyesuaian suku bunga dana pada periode sebelum Lebaran.
Peningkatan suku bunga dana sejatinya telah terjadi jauh sebelum Lebaran, akibat pengetatan likuiditas. Berdasarkan data Bank Indonesia diketahui pada Mei 2014, suku bunga simpanan perbankan sudah menunjukkan kenaikan.
Kala itu rata-rata suku bunga deposito berjangka waktu 1, 3, 6 dan 12 bulan masing-masing tercatat 8,17%, 8,74%, 8,82% dan 8,06%, meningkat dibandingkan dengan April 2014 yang tercatat 8,10%, 8,35%, 8,44% dan 7,80%. Kenaikan suku bunga dana tersebut juga diikuti kenaikan suku bunga kredit.
Menurut Bank Indonesia, rata-rata suku bunga kredit pada Mei 2014 mencapai 12,75%, lebih tinggi ketimbang April 2014 yang hanya 12,60%.
Bank Indonesia menyebutkan tren kenaikan ini pun diperkirakan akan berlanjut pada triwulan III/2014. Kalangan perbankan di Tanah Air pun meyakini suku bunga kredit pada periode tersebut akan semakin tinggi. Suku bunga kredit modal kerja diperkirakan naik 29 basis points (bps) menjadi 13,58% per tahun.
Adapun suku bunga kredit modal investasi dan suku bunga kredit konsumsi masing-masing diperkirakan naik 26 bps dan 4 bps. Suku bunga kredit investasi pada triwulan III/2014 diperkirakan mencapai 13,4% per tahun, sedangkan suku bunga kredit konsumsi 15,04%.
Direktur Keuangan dan Perencanaan PT Bank Bukopin Tbk Bukopin Tri Joko Prihanto mengatakan telah menyesuaikan suku bunga dana pada April dan Mei. Menurutnya, suku bunga kredit berpotensi naik dalam 2 atau 3 bulan mendatang. Hal itu dilakukan seiring penyesuaian suku bunga dana yang telah dilakukan sebelumnya.
“Penyesuaian [suku bunga kredit] dilakukan Agustus, tapi tetap mengikuti pasar,” katanya kepada Bisnis.com.
Dia mengatakan dalam situasi ekonomi seperti saat ini penyesuaian suku bunga tidak mudah dilakukan. Menurutnya perbankan cenderung menjaga portofolio sembari menjaga non performing loan (NPL) di level aman. Dia menegaskan Bank Bukopin hanya menargetkan pertumbuhan kredit di kisaran 15%.
“Tidak bisa genjot lebih pertumbuhannya, karena bisa mahal [biayanya], kami lebih segmented.”