Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KINERJA ASURANSI SYARIAH: Pendapatan Premi Merosot, Ini Penyebabnya

Bisnis asuransi syariah pada kuartal II/2014 tercatat stagnan karena tertekan oleh penurunan pendapatan premi dari segmen asuransi umum syariah dan reasuransi syariah seiring dengan perlambatan kinerja bank syariah dan dampak kebijakan loan to value (LTV).
Pasalnya, asuransi umum syariah dan reasuransi syariah, adalah bagian dari perbankan syariah. /Bisnis.com
Pasalnya, asuransi umum syariah dan reasuransi syariah, adalah bagian dari perbankan syariah. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA—Bisnis asuransi syariah pada kuartal II/2014 tercatat stagnan karena tertekan oleh penurunan pendapatan premi dari segmen asuransi umum syariah dan reasuransi syariah, seiring dengan perlambatan kinerja bank syariah dan dampak kebijakan loan to value (LTV).

Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI), kontribusi (premi) asuransi umum dan reasuransi syariah tercatat merosot 28,33% menjadi Rp670,79 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp936 miliar.

Penurunan kinerja premi asuransi umum syariah dan reasuransi syariah masih tertutupi oleh segmen asuransi jiwa syariah, karena naik 9,46% menjadi Rp3,8 triliun dari periode sebelumnya Rp3,48 triliun.

Namun, kenaikan premi segmen asuransi jiwa masih belum membantu kinerja asuransi syariah. Pasalnya, pendapatan premi nyaris stagnan dengan pertumbuhan 1,45% menjadi Rp4,47 triliun dari periode sebelumnya Rp4,41 triliun.

Tati Febriyanti, Sekretaris Jenderal AASI, menyatakan penurunan kinerja asuransi syariah dan reasuransi syariah sudah terlihat sejak tahun lalu. Hal itu, sejalan dengan penurunan kinerja keuangan syariah.

“Setidaknya industri asuransi syariah, dan reasuransi syariah mengandalkan pertumbuhan yang dicetak oleh perusahaan pembiayaan syariah, dan perbankan syariah,” ujarnya, Rabu (24/9/2014).

Laju pembiayaan industri perbankan syariah pada paruh pertama tahun ini tumbuh single digit atau hanya naik 9,8%, menjadi Rp188,06 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Satu sisi, pada periode yang sama rasio pembiayaan bermasalah (non-performing finance/NPF) bank umum syariah dan unit usaha syariah tercatat naik 84 poin menjadi 3,48% dari posisi 2,64%.  

Selain itu, industri asuransi syariah, baik jiwa, umum, maupun reasuransi juga bergantung dengan perkembangan sektor riil. Tren perlambatan ekonomi Indonesia diprediksi bakal menyeret lebih dalam kinerja industri asuransi syariah yang memiliki pangsa pasar 0,09% per kuartal II/2014.

Erwin Noekman, Kepala Uni Bisnis Takaful PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), menyatakan penurunan kinerja merupakan konsekuensi yang harus ditanggung asuransi syariah.

Pasalnya, asuransi umum syariah dan reasuransi syariah, adalah bagian dari perbankan syariah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper