Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Target Penerimaan Pajak 2015 Realistis

Pemerintah mengaku sengaja membuat rendah target penerimaan pajak tahun depan untuk menyesuaikan dengan kinerja ditjen pajakyang terus merayakan shortfall selama 8 tahun terakhir.

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah mengaku sengaja membuat rendah target penerimaan pajak tahun depan untuk menyesuaikan dengan kinerja ditjen pajak—yang terus ‘merayakan’ shortfall selama 8 tahun terakhir.

Wakil Menteri Keuangan Bambang P.S Brodjonegoro mengatakan pemerintah tidak ingin mengambil risiko untuk mematok target pertumbuhan penerimaan seperti tahun-tahun sebelumnya. Oleh karena itu, dalam APBN 2015 pemerintah mematok target penerimaan pajak lebih realistis.

“Kami sekarang berusaha realistis dengan menggunakan pertumbuhan yang lebih realistis dibandingkan dengan sebelumnya. Kalau tidak tercapai yang berat adalah di defisit nantinya. Malah, bisa saja belanjanya yang justru dikorbankan,” katanya,.

Seperti diketahui, APBN 2015 mematok penerimaan pajak Rp1.113 triliun. Angka ini naik Rp3 triliun dari usulan awal Rp1.110 triliun atau dengan tax ratio 12,38%. Namun, sejumlah kalangan menilai target ini jauh lebih rendah dari tahun-tahun lalu, dan tidak akan mengejar target tax ratio 2019 sebesar 16%.

Senada dengan Bambang, Dirjen Pajak Ahmad Fuad Rahmany juga sepakat dengan target pertumbuhan penerimaan tersebut. Menurutnya, target sebesar 12,5% itu cukup realistis untuk dicapai dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi pada 2015 mendatang di level 5,8%.

Fuad sendiri, sejak menjabat dirjen pajak mulai awal 2011, secara konsisten terus mencatatkan shortfall (selisih antara target dan realisasi penerimaan). Meski, target tersebut sudah diturunkan di tengah tahun melalui APBNP. Untuk tahun ini, seperti diakuinya sendiri, Fuad juga pesimistis dapat mencapai target.

Anggota Komisi XI DPR Ismet Ahmad mengakui target pertumbuhan penerimaan pajak 2015 memang rendah. Kendati demikian, pertumbuhan tersebut dinilai cukup wajar mengingat kinerja ditjen pajak yang belum membaik dan pertumbuhan ekonomi tahun depan yang kemungkinan masih melambat.

“Sebenarnya kami harap target itu lebih tinggi didorong dari upaya penambahan wajib pajak baru. Tetapi, setelah kami melihat capaian penambahan wajib pajak sejak 2013 hingga sekarang, ternyata itu enggak tumbuh signifikan,” jelasnya.

Di samping itu, tidak tercapainya target penerimaan pajak sejak beberapa tahun yang lalu, juga membuat target penerimaan pajak lebih baik dipatok rendah. Oleh karena itu, pemerintah harus memastikan target penerimaan pajak kali ini bisa tercapai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper