Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bersikap Konservatif, Pertumbuhan BPR Hasamitra Melambat

Bank Perkreditan Rakyat Hasamitra mengakui bahwa tahun ini pertumbuhan kinerja, terutama pembiayaan memang melambat karena sikap konservatif perusahaan.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, MAKASSAR – Bank Perkreditan Rakyat Hasamitra mengakui bahwa tahun ini pertumbuhan kinerja, terutama pembiayaan memang melambat karena sikap konservatif perusahaan.
 
Direktur Bisnis BPR Hasamitra I Made Semadi mengatakan dari target pertumbuhan pembiayaan sebesar 25% tahun ini, per Oktober 2014 baru mencapai 11% atau sebesar Rp860,5 miliar dibandingkan dengan posisi Desember 2013 yang sebesar Rp779 miliar.
 
“Target kami, tahun ini kredit tumbuh 25% dari tahun sebelumnya. Namun, hingga Oktober 2014 baru bertumbuh 11%. Memang melambat pertumbuhannya,” kata Made kepada Bisnis, Selasa (2/12/2014).
 
Meski begitu menurutnya, hal itu sesuai dengan rencana bisnis perusahaan di tahun ini yang memang ingin menerapkan sikap konservatif atau berhati-hati dalam hal penyaluran kredit, namun terus menggenjot penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang per Oktober 2014 telah mengalami pertumbuhan 33% dari tahun sebelumnya, atau melebihi target yang ditetapkan.
 
“Hingga akhir tahun ini, kami menargetkan nominal DPK tumbuh sebesar Rp114 miliar. Tetapi per November 2014, nominal pertumbuhannya telah mencapai Rp120 miliar,” ujarnya.
 
Dia menyebutkan, Per Oktober 2014 posisi DPK yang berhasil dihimpun sebesar Rp489,2 miliar atau meningkat 33% dibandingkan posisi akhir 2013. Sementara total aset tumbuh 16% atau menjadi Rp9,6 miliar.
 
Dia juga mengakui, sikap konservatif dalam penyaluran kredit perusahaannya akibat dari posisi Loan to Deposit Ratio (LDR) per Desember 2013 yang mencapai angka 98%, sedangkan ketentuan Bank Indonesia (BI) hanya 94%.

Oleh sebab itu, untuk menyeimbangkan LDR tersebut di angka 92%, tahun ini pihaknya menggenjot angka DPK dengan mengerem laju pembiayaan. “Itu dari sisi internalnya, sehingga pembiayaan kami melambat,” ucapnya.
 
Dari sisi eksternal kata Made, saat ini telah banyak bank umum dan besar yang juga ikut menyalurkan kredit konsumtif, sehingga kondisi tersebut menjadi saingan perusahaannya yang memang 95% pembiayaannya untuk konsumtif dan sisanya untuk produktif.

Selain itu tambahnya, melemahnya sektor industri khususnya di wilayah ini, menyebabkan permintaan kredit juga menurun dan pihaknya fokus menghimpun DPK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Wiwiek Dwi Endah
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper