Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kredit Infrastruktur: Tahun Ini BNI Siap Kucurkan Dana

PT Bank Negara Indonesia (BNI) juga menyatakan diri siap menyalurkan kredit di sektor infrastruktur tahun ini.

Bisnis.com, JAKARTA--PT Bank Negara Indonesia (BNI) menyatakan siap menyalurkan kredit di sektor infrastruktur tahun ini.

Seperti diketahui, pemerintah tengah menggenjot pembangunan infrastuktur di berbagai daerah, seperti pembangunan waduk, irigasi, pembangunan jalan baru, rel kereta api, dan pembangunan pelabuhan.

Direktur Utama BNI Gatot Mudiantoro Suwondo mengatakan BNI akan menyalurkan kredit di bidang pembangunan infrastruktur kelistrikan, telekomunikasi, dan transportasi seperti jalan, rel kereta api, dan pelabuhan.

“Kita siap karena negara ini butuh pembangunan infrastruktur,” katanya seperti dikutip dari Harian Bisnis Indonesia edisi Rabu (7/1/2015).

Untuk kelancaran penyaluran kredit di sektor infrastuktur, Gatot berharap konsolidasi antara eksekutif dan legislatif segera dapat tercapai supaya pembangunan infrastruktur segera dapat dilaksanakan.

“Proyek tidak akan jalan kalau konsolidasi tidak segera dipercepat. Bagaimana mau jalan kalau aturan masih belum jelas,” ucap Gatot.

BNI memprediksi pertumbuhan kredit tahun ini flat atau sama seperti tahun lalu sebesar 14% hingga 16%.

Perkiraan itu didasarkan pada situasi saat ini di mana harga minyak turun dan rupiah terus mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika.

Selain BNI, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga akan meningkatkan intensifitas dan volume kredit di sektor infrastruktur.

Hingga September 2014, total kredit yang disalurkan BRI mencapai Rp464,19 triliun atau meningkat 12,32% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp413,27 triliun.

Segmen mikro masih mendominasi penyaluran kredit BRI.

Berdasarkan data Bank Indonesia, penyaluran kredit untuk investasi pada Oktober 2014 turun menjadi Rp869,3 triliun dari sebelumnya Rp872,3 triliun pada September 2014.

Non performing loan (NPL) kredit di sektor ini tercatat meningkat dari Rp22,6 triliun pada September 2014 menjadi Rp44,5 triliun pada Oktober 2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper