Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menkes: 65% Penduduk Sakit, Klaim BPJS Membengkak

Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek menuturkan nilai klaim BPJS Kesehatan yang lebih besar daripada total iuran didorong oleh jumlah penduduk sakit di Indonesia yang mencapai 65%.

Bisnis.com, JAKARTA--Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek menuturkan nilai klaim BPJS Kesehatan yang lebih besar daripada total iuran didorong oleh jumlah penduduk sakit di Indonesia yang mencapai 65%.

Nila menyebut selama satu tahun beroperasi, BPJS Kesehatan kebanjiran tanggungan lantaran banyaknya jumlah masyarakat yang mengakses fasilitas kesehatan. Pada 2014, klaim BPJS Kesehatan mencapai
Rp42,6 triliun atau 103% dari iuran peserta.

"Begitu banyak yang sudah menderita penyakit, akhirnya datang ke rumah sakit untuk dilakukan pengobatan." katanya di Kantor Presiden, Jumat (27/2).

Nila bahkan memproyeksi pada masa transisi ini jumlah penduduk yang sakit mencapai 65% dari 250 juta orang. Jumlah yang jauh di atas rentang normal, 10%-15% dari total penduduk.

Selain besarnya jumlah penduduk yang sakit, Nila juga mengungkap perubahan jenis penyakit yang diderita masyarakat Indonesia. Saat ini, kasus stroke dan gagal ginjal cukup tinggi.

"Dulu tahun 90-an, ISPA (infeksi saluran pernapasan atas) tertinggi, sekarang stroke dan gagal ginjal. Sampai Juli saja, sudah dilakukan 1 juta kali cuci darah," tuturnya.

Tingginya kasus penyakit itu membuat biaya pengobatan yang ditanggung BPJS Kesehatan membengkak. Bahkan nilai klaim penyakit berat itu diperkirakan mencapai 30% dari total klaim BPJS Kesehatan selama setahun.

Tak hanya itu, pasca didiagnosa menderita penyakit jantung, banyak warga dengan tingkat ekonomi tinggi mendaftar sebagai peserta BPJS. Dengan membayar iuran Kelas I Rp59.500/bulan, BPJS harus menanggung pengobatan senilai Rp100 juta-200 juta.

"Ini moral hazard yang bisa terjadi. Hanya bayar Rp50.000/bulan belum tentu bulan selanjutnya membayar. ini juga tadi dibicarakan bagaimana kita mendidik masyarakat agar kita ini saling membantu untuk asuransi sosial," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper