Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Program KUR Dihidupkan Lagi, Ini Skema Terbarunya

Setelah sempat dimoratorium, komite kredit Usaha Rakyat (KUR) kembali menghidupkan program kredit usaha rakyat pada tahun ini.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Setelah sempat dimoratorium, komite kredit Usaha Rakyat (KUR) kembali menghidupkan program kredit usaha rakyat pada tahun ini.

Skema KUR pada tahun ini pun berbeda. Penyaluran KUR pada 2015 terdiri dari dua skema, yakni pertama maksimal Rp15 juta untuk yang tanpa agunan dan Rp25 juta untuk yang diberikan agunan.

"Bunga KUR pun jadi turun dari 22% menjadi 21%," kata Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabinet Kerja Anak Agung Ngurah Puspayoga di Jakarta, Selasa (3/3/2015).

Puspayoga berharap KUR ini lebih diutamakan disalurkan pada sektor pertanian dan kelautan. Pasalnya, kedua sektor ini masih minim kredit dari industri perbankan dan merupakan salah satu program pemerintah Kabinet Kerja.

"Untuk sektor ritel kami tidak boleh lagi harus ke mikro karena NPLnya kemarin tinggi banget. Diharapkan pada tahun ini ke pertanian dan kelautan KURnya," tuturnya.

Pemerintah menganggarkan Rp1 triliun dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2015 untuk menjamin penyaluran KUR pada tahun ini.

"Kami jamin Rp1 triliun. Tetap dijamin oleh Askrindo [PT Asuransi Kredit Indonesia] dan Jamkrindo [Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia], seperti tahun lalu," katanya.

Saat ini, skema penyaluran KUR ini masih menunggu Keputusan Presiden (Keppres) agar dapat dijalankan. 

"Kami berharap 10 Maret ini bisa keluar Keppres sehingga KUR dijalankan," tutur Puspayoga.

Berdasarkan data dari komite KUR, tujuh bank nasional dan 26 bank pembangunan daerah (BPD) telah menyalurkan KUR yang totalnya mencapai Rp175,16 triliun dari sejak 2007 hingga November 2014.

Bank BRI menjadi penyalur KUR terbesar dengan total plafon mencapai Rp115,6 triliun yang terdiri dari sektor ritel dengan plafon senilai Rp20,6 triliun dan Rp95 triliun di sektor mikro.

Jumlah tersebut mengalami penaikan sebesar 36,67% dibanding periode yang sama pada 2013 yang mencapai Rp84,58 triliun yang terdiri dari sektor ritel senilai Rp16,7 triliun dan Rp67,8 untuk sektor mikro.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper