Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) telah menyiapkan strategi khusus untuk menekan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) hingga di bawah 3% pada akhir 2015.
Akhir tahun lalu, NPL bank berkode emiten BBTN ini berada di sekitar level 4%.
Direktur Utama BTN Maryono mengatakan strategi yang telah disiapkan untuk menekan rasio NPL yakni dengan melakukan aksi penagihan dan restrukturisasi kredit bermasalah.
"Mulai tahun lalu perseroan sudah melalukan restrukturisasi dan pembentukan divisi consumer collection and remedial collection dan asset management division untuk menangani kredit dan mempercepat pelelangan aset," ujarnya di Menara BTN, Selasa (24/3/2015).
Hingga akhir Desember 2014, BTN telah melakukan recovery asset senilai Rp1,3 triliun. Tahun ini, perseroan menargetkan dapat melakukan recovery asset di atas pencapaian tahun 2014.
Untuk mencapai target tersebut, BTN akan menggandeng perusahaan korporasi mempercepat penjualan kredit rumah atau KPR yang bermasalah sehingga dapat menekan kredit bermasalah.
Sepanjang 2015, perseroan menargetkan pertumbuhan aset sebesar 18% hingga 20%. Aset BTN pada tahun lalu mencapai Rp144,57 triliun atau naik 10,22% dari Rp131,7 triliun pada 2013.