Bisnis.com, JAKARTA— PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. optimistis bakal mencatatkan diri sebagai bank dengan aset terbesar ke-7 di Indonesia ditopang peningkatan modal, program 1 juta rumah, dan susunan pengurus yang baru.
Direktur Utama Bank BTN Maryono mengatakan dengan dewan komisaris dan direksi perseroan yang baru, akan memperkuat struktur manajemen, mengoptimalkan efisiensi, dan mempersiapkan konsolidasi strategis antar bank pelat merah. “Dengan pengurus ini, pada 2017 kami harus bisa masuk di posisi aset terbesar ke-7. Ini juga bisa dicapai dengan pertumbuhan di atas rerata industri yang kami capai dalam 3 tahun terakhir juga program 1 juta rumah,” jelas Maryono di Jakarta, Selasa (24/3).
Selain itu, lanjut Maryono, dengan setoran dividen tahun ini yang hanya sebesar 20% atau lebih kecil dibanding bank pelat merah lain, memungkinkan Bank BTN untuk memperkuat struktur modal guna mendukung program sejuta rumah.
Sementara itu, Direktur Treasury & Asset Management Bank BTN Iman Nugroho Soeko bahkan lebih optimistis jika program 1 juta rumah terealisasi tahun ini, pertumbuhan pinjaman perseroan akan melebihi target sebesar 19%. “Kalau sejuta rumah jalan, pasti di atas itu, itu kan skenario normal, kami berharap bahkan bisa ke nomor 6 [posisi aset bank],” ujar Iman.
Untuk merealisasikan program 1 juta rumah, Iman menuturkan pihaknya pun telah diberitahukan oleh pemerintah terkait pinjaman senilai US$1,5 miliar dari International Finance Corporation (IFC), World Bank, dan Asian Development Bank (ADB). Dengan pinjaman tersebut, menurut Iman, akan memuluskan rencana pemerintah untuk menawarkan bunga sebesar 5% bagi program tersebut.
Iman merinci dengan besaran bunga yang ditawarkan saat ini yakni 7,5%, porsi pendanaan dari pemerintah sebesar 75%, sedangkan Bank BTN 25%. “Tapi nanti bisa pemerintah 90% dan pendanaan BTN 10% [jika bunga yang ditawarkan program 1 juta rumah sebesar 5%],” kata Iman.
Iman menjelaskan hingga kini pihaknya baru menjalin komunikasi dengan IFC. Sementara, untuk World Bank dan IDB,tambah Iman, belum dilakukan pembahasan lebih lanjut.