Bisnis.com, JAKARTA—PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. berkomitmen menekan rasio kredit bermasalah di segmen konstruksi melalui penjualan dan restrukturisasi aset.
“Pasti bisa [diturunkan non performing loan/NPL konstruksi], dengan kami jual atau kami restrukturisasi,” ujar Direktur Utama Bank BTN Maryono di Jakarta, Selasa (25/3/2015).
Maryono mengakui sepanjang tahun lalu, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross perseroan di sektor konstruksi telah mencapai posisi 5,13%.
“Penyebabnya keterlambatan karena ada ketentuan kredit inden dan LTV [loan to value] yang dinaikan. Ini akibat perlambatan saja sebetulnya,” jelas Maryono.
Sementara itu, sepanjang tahun lalu Bank BTN mencatatkan NPL gross keseluruhan di posisi 4,01%.
Tahun ini, lanjut Maryono, perseroan mengandalkan aksi penagihan dan restrukturisasi kredit bermasalah untuk menekan rasio NPL.
Maryono merinci Bank BTN telah memiliki 2 unit khusus yakni divisi collection dan asset management untuk melakukan percepatan dan pelelangan aset.