Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hasil Kunjungan Jokowi ke Jepang dan China, Hanya 33,9% Investasi Sektor Infrastruktur

Dari total komitmen investasi US$73,46 miliar yang diklaim pemerintah dari hasil kunjungan Presiden Joko Widodo ke Jepang dan China pekan lalu, hanya US$24,9 miliar atau sekitar 33,9% yang masuk ke sektor infrastruktur.
Presiden Joko Widodo (kiri) dan Wapres Jusuf Kalla berjalan menuju ruang rapat kabinet terbatas di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu (1/4/2015./Antara-Widodo S. Jusuf
Presiden Joko Widodo (kiri) dan Wapres Jusuf Kalla berjalan menuju ruang rapat kabinet terbatas di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu (1/4/2015./Antara-Widodo S. Jusuf

Bisnis.com, JAKARTA--Dari total komitmen investasi US$73,46 miliar yang diklaim pemerintah dari hasil kunjungan Presiden Joko Widodo ke Jepang dan China pekan lalu, hanya US$24,9 miliar atau sekitar 33,9% yang masuk ke sektor infrastruktur.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan besaran komitmen investasi sektor tersebut hanya dari China. Sementara untuk Jepang, masih dari hasil kunjungan itu, belum ada pernyataan komitmen investasi di sektor infrastruktur.

"Ada [komitmen di sektor infrastruktur], tapi ada stepnya yang lain [bukan dari kunjungan tersebut]," kata Franky sesuai menggelar konferensi pers terkait hasil kunjungan kerja presiden ke Jepang dan China, Rabu (1/4/2015).

Adapun, komitmen investasi di sektor infrastruktur itu meliputi kelistrikan US$15,27 miliar, pelabuhan US$2,04 miliar, telekomunikasi US$1,1 miliar, dan transportasi/ perkeretaapian US$6,56 miliar.

Capaian tersebut sekaligus mencatatkan 40% dari total komitmen investasi dari China yang berhasil dikantongi senilai US$63,4 miliar.

Franky mengungkapkan komitmen investasi dari Negeri Tirai Bambu di sektor investasi cukup penting karena pemerintah tengah berfokus pada pembangunan infrastruktur dalam lima tahun mendatang. Kondisi ini dikarenakan anggaran pemerintah baik APBN maupun APBD hanya mampu menyumbang sekitar 22% dari total kebutuhan biaya pembangunan infrastruktur senilai US$460 miliar.

Selain itu, pemerintah juga akan segera memanfaatkan secara optimal keberadaan Asia Investment Infrastucture Bank (AIIB) Institusi finansial internasional yang dipelopori China .

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper