Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dicerahkan Data Anjloknya Serapan Kerja AS

Sentimen positif dari AS diperkirakan akan mewarnai pasar global sepanjang pekan depan, termasuk nilai tukar rupiah dan bursa saham Indonesia.
 Ilustrasi./Bloomberg
Ilustrasi./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA—Tingkat penyerapan tenaga kerja Amerika Serikat yang merosot tajam semakin mengikis kecemasan Fed Fund Rate akan dinaikan dalam waktu dekat.

Sentimen positif dari AS diperkirakan akan mewarnai pasar global sepanjang pekan depan, termasuk nilai tukar rupiah dan bursa saham Indonesia.

Josua Pardede dari PT Bank Permata Tbk (BNLI) mengatakan data awal terkait pasar tenaga kerja AS menunjukkan kondisi yang semakin buruk dan lebih buruk dari estimasi.

Dia mengutip data penyerapan tenaga kerja di sektor non pertanain yang diterbitkan Automatic Data Processing (ADP) kemarin malam. Data ADP menunjukkan sektor nonpertanian AS menyerap kurang dari 189.000 tenaga kerja pada Maret.

Tingkat penambahan tenaga kerja tersebut merosot dari sekitar 214.000 orang pada Februari. Level tersebut juga merupakan tingkat penyerapan terendah sejak AS hanya menambah 156.700 tenaga kerja pada Januari 2014.

Kondisi suram perekonomian AS selama kuartal I/2015 juga terlihat dari indeks PMI manufaktur. Indeks PMI manufaktur yang diterbitkan ISM kembali tergelincir dari 52,9 pada Februari menjadi 51,5 pada Maret.

“Respons data yang tadi malam dari AS sudah terasa pagi ini. Ada potensi major currencies terus menguat. Mudah-mudahan diikuti mata uang Asia, termasuk rupiah,” kata Josua ketika dihubungi bisnis, Kamis (2/4/2015).

Tingkat penyerapan tenaga kerja adalah data menjadi acuan bank sentral AS untuk menentukan tingkat suku bunga selain data inflasi. Inflasi AS juga masih jauh lebih rendah dari target 2% The Fed, hanya naik 0,3% pada Februari.

Gubernur The Fed, Janet Yellen, beberapa waktu yang lalu mengatakan The Fed mengharapkan tingkat pengangguran AS bisa turun hingga 5%–5,2%. Tingkat pengangguran AS pada Februari masih ada di level 5,5%.

Data resmi tingkat penyerapan tenaga kerja AS akan dipublikasikan pada Jumat malam atau Sabtu dini hari waktu Indonesia. Data yang diterbitkan biro statistik AS tersebut sempat membuat pasar global tertekan ketika jumlah tenaga kerja baru melonjak 23,43% pada Februari.

Josua memperkirakan tingkat penyerapan tenaga kerja AS pada Maret akan merosot dan memperkuat indikasi ekonomi AS belum cukup kuat untuk langkan penaikan suku bunga The Fed.

Sentimen dari Amerika Serikat, menurutnya, akan sangat berpengaruh pada pergerakan di Bursa Efek Indonesia dan rupiah sepanjang pekan depan. Apalagi tidak ada momentum yang cukup kuat dari dalam negeri yang bisa berpengaruh hingga rilis data perdagangan BPS dan rapat dewan gubernur dalam 2 minggu ke depan.

Rupiah yang telah terapresiasi selama 3 hari terakhir, menurut Joshua, bisa menguat hingga mendekati Rp12.900 per dolar AS pada pekan depan. Siang ini, rupiah telah diperdagangkan naik hingga Rp12.985 per dolar AS di pasar spot.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper