Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KREDIT PRODUKTIF: OJK Minta BPD Perkuat Kompetensi

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta kepada kelompok bank pembangunan daerah (BPD) untuk menguatkan kompetensi sebelum masuk ke kredit produktif.
 Ilustrasi/JIBI-Rachman
Ilustrasi/JIBI-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta kelompok bank pembangunan daerah (BPD) untuk menguatkan kompetensi sebelum masuk ke kredit produktif.

Seperti diketahui, dalam program BPD Regional Champion (BRC) Jilid I yang dicanangkan mulai 21 Desember 2010 itu, BPD ditargetkan bisa menyalurkan kredit produktif minimal 40% dari total kredit yang disalurkan, sedangkan 60% sisanya berupa kredit konsumtif.

Deputi Komisioner Pengawas Perbankan IV OJK Heru Kristiana menjelaskan pihak otoritas meminta kepada kelompok BPD untuk memperkuat pondasi dahulu, seperti kesiapan sumber daya manusia, segi good corporate governace (GCG), internal control, serta manajemen risiko sebelum memperbesar penyaluran pembiayaan ke sektor produktif.

"Bukan dihilangkan ketentuan porsi kredit produktifnya, tetapi karena masih dalam proses transformasi, kami minta BPD siap dulu. Kalau sudah siap akan kami dorong ke sektor produktif," katanya kepada Bisnis.com, Minggu (19/4/2015).

Heru menyatakan OJK akan mendorong BPD untuk memperkuat kompetensinya terlebih dahulu supaya rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) kredit produktif tidak naik. Lebih lanjut, OJK menggandeng konsultan dan Asbanda untuk melihat kesiapan BPD untuk masuk ke sektor produktif.

"Nanti kalau pekerjaan konsultan sudah selesai, akan kelihatan BPD mana yang sudah siap dan bisa jadi pilot project," ucap Heru.

Sementara itu, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) akan mengerem kredit produktifnya pada tahun ini untuk mencegah meningkatnya rasio kredit bermasalah.

Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno menuturkan pertumbuhan kredit produktif perseroan sepanjang tahun lalu naik sebesar 56%. Bank Jateng akan mempertahankan rasio kredit bermasalah di level 0,89%.

“Kami juga akan menjaga NPL di angka yang sama dengan tahun lalu dengan cara meningkatkan manajemen risiko, baik di level kantor pusat ataupun kantor cabang,” ucap Supriyatno.

Sebelumnya, besaran porsi kredit produktif kelompok BPD yang diatur dalam BRC Jilid I akan ditinjau kembali dalam BRC Jilid II yang diharapkan dapat diluncurkan dalam waktu dekat.

Ketua Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) Eko Budiwiyono menuturkan hal ini sebagai tindak lanjut atas meningkatnya rasio bermasalah kredit produktif BPD. Menurutnya, beberapa BPD belum memiliki kompetensi yang cukup untuk masuk ke sektor produktif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper