Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI RATE: Ekonom Prediksi Tetap di Level 7,5%

Sejumlah ekonom memprediksi Bank Indonesia akan tetap mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di level 7,5%
 BI diprediksi tertap di level 7,5%/JIBI
BI diprediksi tertap di level 7,5%/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA- Sejumlah ekonom memprediksi Bank Indonesia akan tetap mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di level 7,5%.

Chief Economist Global Market Permata Bank Josua Pardede mengatakan tugas utama Bank Indonesia yakni menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan menjaga stabilitas harga atau mengelola inflasi.

Dilihat dari keduanya, lanjutnya, saat ini belum tercapai. Inflasi Maret dan April cenderung meningkat dan nilai tukar rupiah pada bulan lalu berada di bawah level Rp13.000 per dolar AS tetapi dalam dua pekan terakhir bulan ini, nilai tukar rupiah berada di atas Rp13.000 per dolar AS.

"Volatilitas ini cukup besar. Kalau BI Rate dipangkas bisa menyebabkan rupiah terdepresiasi dan pasti tidak kondusif di pasar keuangan dan sektor riil," ujarnya kepada Bisnis.com.

Meskipun neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus senilai US$0,45 miliar pada April 2015 dan neraca transaksi berjalan juga menyusut defisitnya sebesar 1,8% di kuartal I/2015, namun faktor yang paling memengaruhi BI rate saat ini yakni nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang masih berada di atas Rp13.000.

"Saya pikir faktor nilai tukar rupiah ini yang menjadi konsen BI untuk tetap mempertahankan BI Rate di 7,5%.Potensinya saat ini ada dua, tetap atau dipangkas. Potensi dipangkas itu ada saat tekanan inflasi mereda dan rupiah stabil. Kondisi sekarang mendekati Juni-Juli ada permintaan dolar sedikit meningkat sehingga rupiah masih akan terus bergejolak atau belum stabil dan inflasi juga akan naik jelang Ramadhan jadi BI Rate saya prediksi akan tetap bertahan level 7,5%," terang Josua.

Chief Economist South Asia, ASEAN & Pacific ANZ Glenn Maguire juga memperkirakan BI akan menahan BI rate di level 7,5%.

Walaupun surplus pada neraca perdagangan Indonesia pada April karena didorong oleh penurunan harga minyak dunia dan defisit transaksi berjalan menyempit, namun tingginya inflasi di bulan Ramadhan dan pasar keuangan yang fluktuatif diperkirakan akan menahan BI untuk memotong suku bunga pada Mei 2015.

"Tapi kita tetap berharap BI akan mengurangi 50 bps tahun ini, namun tidak sampai akhir kuartal ketiga 2015," kata Glenn

Sementara itu, Pengamat Ekonomi dari Universitas Gajah Mada A Tony Prasetiantono berharap agar Bank Indonesia tidak memangkas BI Rate pada bulan ini.

"Kalau BI memotong suku bunga acuannya maka akan menggoyang nilai tukar rupiah, tetap saja bertahan dulu di level 7,5%," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper