Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Modus Investasi Bodong Memutar Uang Sang Korban

Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) meminta masyarakat Indonesia agar memahami sistem bisnis "piramida" agar tidak tertipu dengan penawaran investasi "bodong" dengan beragam modus di berbagai daerah.

Bisnis.com, JAKARTA--Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) meminta masyarakat Indonesia agar memahami sistem bisnis "piramida" agar tidak tertipu dengan penawaran investasi "bodong" dengan beragam modus di berbagai daerah.

"Warga perlu waspada dengan model bisnis yang ditawarkan kalangan Multilevel Marketing (MLM) tertentu yang memberikan keuntungan yang tidak wajar, tapi sangat menggiurkan tersebut, " kata Ketua Umum Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI), Djoko H Komara dalam keterangan persnya di Jakarta, Sabtu (30/5/2015).

Djoko menjelaskan, pada umumnya, pelaku investasi "bodong" menggunakan sistem piramida. Warga mesti memahami sistem piramida bukan dari struktur perusahaan, melainkan keuntungan yang diambil anggota lama yang telah menyimpan uang dari anggota baru bukan dari penjualan produk yang ditawarkan.

"Sistem piramida bukan dari struktur perusahaan, tapi sistem keuntungan yang didapatkan anggota lama dari anggota baru. Sama sekali bukan dari produk yang ditawarkan. Artinya, uangnya muter-muter di situ terus tanpa ada usaha real," ujarnya.

Menurut Djoko, saat ini, korban dari perusahaan investasi bodong tersebut mulai dari Papua hingga Aceh dengan diduga kerugian tidak kurang 2,5 juta dolar AS dalam setahun.

Sebanyak 2,5 juta dolar AS setahun sebuah nilai sangat fantastis dari perusahaan investasi bodong yang diduga dikelola GG tersebut yang dinilai dapat mengancam sistem perekonomian dan kedaulatan negara, kata Djoko.

Untuk langkah pencegahan, APLI sebagai mitra strategis pemerintah terus berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan jajaran Kepolisan, serta pihak terkait lainnya agar korban penipuan bisa dihentikan.

"Koordinasi terus dilakukan APLI dengan OJK dan aparat kepolisian sebagai langkah preventif agar korban tidak terus berjatuhan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper